"Silakan masuk pak", katanya sedikit gelagapan ketika membukakan pintu untuku. Dia juga jadi salah tingkah karena hanya mengenakan baju lingeri. Rupanya dia baru bermalas-malasan dengan rebahan di ranjang.
"Sakit apa bu Yuni ?" Dia tidak menjawab hanya tersipu sambil tersenyum.
"Kelihatannya malah segeran", kataku lagi.
Kulihat semakin cantik saja dia. Senyumnya juga bertambah manis. Duuh tatapan matanya membuatku tak tahan menahan gejolak yang memburu di dadaku.
Aku beringsut dari dudukku mendekatinya. Wangi tubuhnya begitu membuatku terbang melayang. Kami duduk berhimpitan di sofa.
Aku abaikan setumpuk kembang kanthil yang menebarkan bau menyengat dari bawah mejanya. Aku sibuk mengagumi keindahan tubuhnya.
Jkt, 161020