Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rebutan Jabatan dan Teror Kembang Kanthil

16 Oktober 2020   10:14 Diperbarui: 16 Oktober 2020   10:32 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                     **

"Bukan saya pak. Saya hanya disuruh", kata office boy tergagap-gagap ketika kupergoki sedang menaruh kembang kanthil di meja di antara berkas-berkas pekerjaanku.

Aku memang terbiasa masuk kantor pagi-pagi sekali ketika semua orang masih santai di rumah. Dengan office boy pun kadang kebih duluan aku. Seperti pagi ini sehingga aku tidak sengaja mengetahui ulahnya.

Dia bersumpah bukan dia yang melakukannya. Office boy itu hanya menuruti perintah saja. Bungkam. Ketika aku mencoba mengorek keterangan darinya.

"Siapa yang menyuruh kamu?"

"Saya takut pak!"

"Kamu diancam?" Laki-laki itu hanya diam menunduk dengan ekspresi ketakutan.

"Apa tujuannya?"

"Katanya biar bapak tidak betah!", jelasnya.

                                    **

Siang ini sehabis makan siang aku sengaja datang ke apartemen bu Yuni bawahanku. Sudah 3 hari belakangan ini tidak masuk kantor. Sakit katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun