Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Langkah Sederhana Bantu Menstabilkan Keuangan Negara

4 April 2020   11:03 Diperbarui: 4 April 2020   11:57 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara naluriah manusia menginginkan agar kebutuhannya bisa terpenuhi saat terjadi  pembatasan aktifitas,  sehingga menimbulkan perilaku sebagai akumulasi rasa takut dan kawatir berupa panic buying.

Membeli barang dalam jumlah besar,  menyetoknya sebagai persediaan sebagai bentuk perlawanan atas situasi yang sedang terjadi.

Khawatir kalau suply barang akan terganggu, pabrik berhenti memproduksi,  atau sirkulasi barang terhambat karena mobilisasi angkutan barang tersendat, padahal kondisi semacam ini pada kenyataannya hanya dugaan atau memang riil terjadi.

Kepanikan ini tentu saja akan memunculkan efek lain yang  mengiringinya berupa penarikan dana secara besar-besaran, baik dalam bentuk  uang virtual, emas batangan, maupun uang cash,  untuk mendukung kebutuhan.

Sampai di sini akan muncul masalah keuangan yang  lain. lembaga keuangan Bank yang  dananya ditarik secara besar-besaran akan mengalami insolven.

Risiko default institusi keuangan yang bersangkutan makin meningkat, hingga menyebabkan bangkrutnya institusi perbankan bila hal tersebut tidak segera ditangani.

Perbankan akan dilanda panic bank bila itu terjadi secara bersamaan di banyak bank. Di mana permodalan akan menghilang dari suatu negara hingga menyebabkan negara mengalami krisis secara sistematis.

Terlebih banyaknya kredit macet karena nasabah yang tak bisa membayar angsuran.

Untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan, biasanya bank membatasi jumlah penarikan, menerapkan jumlah minimum dana yang mengendap dan berbagai langkah lain.

Misalnya dengan menaikkan suku bunga tabungan,  menaikkan bunga deposito,  menerapkan produk  pinjaman dengan bunga murah dan angsuran ringan bagi nasabah, dan sebagainya.

Tapi kondisi saat ini,  dimana pandaemi menggerogoti habis sumber-sumber ekonomi,  sepertinya menabung atau mengambil kredit perbankan adalah pilihan yang  sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun