Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Murid yang Ideal Itu Seperti Apa?

16 Februari 2020   23:17 Diperbarui: 16 Februari 2020   23:11 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gejolak di dunia pendidikan memang luar biasa.  Membuat gegap gempita suasana. Memecah konsentrasi para para penikmat berita.

Kondisinya memang sudah makin mengkawatirkan. Guru dipukul,  ditikam, bahkan dikeluarkan dari sekolah karena dinggap salah  saat menangani murid Yang bermasalah.

Hmm..  Lagi-lagi kelakuan murid membuat guru naik pitam.  Berharap memberi hukum sebagai penyadaran malah dianggap melanggar aturan.

Murid sekarang memang lebih enak dibanding jaman dulu.  Sekolah butuh biaya besar untuk bisa terus belajar.  Bahkan rela putus sekolah karena tak mampu membayar tunggakan.

Sekolah jaman dulu seperti tak kenal sarapan.  Karena di rumah tak mesti ada makanan.  Bahkan di sekolah sudah tak bisa jajan karena memang tak pernah dikasih uang.  

Soal buku tulis boro-boro bisa beli baru,  memakai punya kakak yang  tulisannya bisa dihapus pun alhamdulillah. Sm

Apalagi tas,  sepatu,  bahkan seragam sekolahpun sampai  berubah warna tetap belum bisa ganti  yang  baru.

Lihat anak sekolah jaman sekarang.  Bangun tidur sudah tesedia sarapan.  Seragam baru tiap tahun ajaran.  Bahkan setiap hari tak lepas dari uang jajan.  

Belum  lagi tahun ajaran  baru. Semuanya serba baru,  dari seragam sekolah sampai buku dan sepatu.

Saya dulu  sekolah harus berjalan jauh,  karena tak mampu  bayar angkutan atau punya kendaraan.  Lihatlah anak sekolah sekarang.  Angkutan publik berseliweran bapak ibu yang  bayar tanpa mengurangi uang jajan.

Anak jaman dulu  sangat taat  pada guru.  Dihukum,  disetrap tak pernah malu. Dan menjadi pelajaran agar besok-besok tak mengulanginya lagi. Bahkan pelajaran berjalan tanpa dendam.  Karena kami  menyadari peran guru  sangat vital dalam pencapaian ilmu.

Lihatlah pelajar jaman sekarang,  ditegur karena salah,  langsung naik  pitam.  Guru  dianiaya bahkan dilaporkan ke orang tua. Sehingga walimurid melabrak guru ke sekolah.

Sudah semestinya sebagai murid harus menghargai guru.  Karena hari ini pemerintah sangat mendukung program pendidikan. Kaya miskin bisa sekolah sampai tingkat lanjutan.  Bahkan saat lulus masih bisa belajar di balai latihan.

Tanpa guru,  murid bisa apa?
Siapa yang  memotivasi pemahaman?
Siapa Mendorong murid membuka buku pelajaran dan menerangkan?

Tak seharusnya murid berani pada guru.  Sebab tanpa guru tidak ada ilmu. Andaikan ada ilmu tanpa guru,  itu ilmu yang  tersesat.  Karena ada ilmu pasti ada guru.

Kita tetap berharap ditengah keprihatinan perlakuan murid terhadap guru,  masih ada barisan murid yang  tetap menghargai guru. Sebagai jiwa-jiwa inspiratif mengajarkan ilmu.

Sebab,  murid yang  ideal bukanlah  murid yang  pintar,  tapi murid yang mampu memuliakan guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun