"Kanda, bagaimana ini?" isak Putri Raisa.
"Danang, rasakan kehebatanku, Adi Pendekar Seruling Sakti!" teriak Adi. Lalu Adi pun mulai meniup seruling saktinnya. Adi mulai fokus dengan kedua tangan dan bibirnya dan meniup seruling. Begitu Adi meniup seruling, maka angin yang sangat kuat berembus ke arah istana. Orang-orang yang berkerumun dan kebetulan berada di depan Adi, sebagian pakaiannya mulai ada yang sobek. Sontak orang yang berkerumun di depan Adi, mulai minggir dan beralih di belakang Adi. terdengar bunyi krak. Atap istana Kerajaan Matraman Raya mulai ada yang terbang.
Melihat kejadian sudah mulai genting, akhirnya Ustaz Bondan Kaja bertindak. Dari jauh mulai terdengar bunyi petir menggelegar. Sementara bukan hanya atap, tetapi daun jendela pun mulai ada yang berjatuhan. Dewi Anya mulai ketakutan, sambil mengendong Pangeran Musthofa, Dewi Anya memeluk Putri Raisa. Putri Biyan ikut memeluk Dewi Anya pula.
Suara seruling Adi semakin keras, angin semakin kuat, jendela istana semakin banyak yang jatuh, bahkan pintu istana mulai ada yang terbuka. Namun, petir pun mulai banyak muncul di langit. Orang-orang yang berkerumun di belakang Adi mulai berlarian. Mereka takut terkena petir. Petir pun mulai ada yang mengarah kepada ke tubuh Adi. Adi sempat terjengkang karena kaget. Namun begitu Adi berdiri, Adi meniup serulingnya semakin keras. Petir pun mulai muncul di atas kepala Adi. sementara benteng Istana Kerajaan Matraman Raya mulai bergetar. Kalau benteng istana runtuh, bisa jadi Adi akan langsung menyerang masuk ke istana. Hal itu akan membahayakan Putri Raisa, Putri Biyan, Dewi Anya dan Pangeran Musthofa.
"Hentikan!" tiba-tiba Danang muncul bersama Bagus Tinukur dan Wahyudi dari langit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI