Sayidin Panatagama merupakan salah satu gelar dari raja Mataram  di Jogya. Gelar panjang itu, Senopati Ing Ngalaga Abdur Rahman Sayidin Panatagama Khalifatullah fil ar'd, oleh raja Mataram  Jogja karena satu dan lain hal, telah tidak digunakan lagi. Pemimpin Pembela Agama dapat merupakan impian sebagian masyarakat, walau pun sebagaian masyarakat lain beranggapan lebih cenderung kepada Negarakertagama. Pemimpin datang dan pergi, sehingga wajar kalau ada yang merindukan munculnya Sayidin Panatagama.Â
Tetapi di luar itu semua, kerinduan akan munculnya pemimpin pembela agama, dengan telah tidak digunakannya lagi gelar Sayidin Panatagama, maka muncullah imajinasi penulis yang berujung diksi pada novel fantasi religi Sayidin Panotogomo. Novel fantasi religi Sayidin Panotogomo merupakan serial ke tiga dari 6 (enam) serial novel fantasi religi Kerajaan Matraman Raya, untuk membedakan dengan Kerajaan Mataram, karena novel Sayidin Panotogomo bukan novel sejarah, yang terikat dengan ruang dan waktu tentu saja.Â
Seri pertama serial Kerajaan Matraman Raya, dengan judul Blue Moon,  merupakan novel fantasi religi, yang muncul karena adanya pemberontakan Ki Ageng Mangir di Kerajaan Mataram. Seri ke dua  berjudul Suksesi Tak Berdarah, yang ide dasarnya muncul dari pemberontakan Truno Joyo. Ada pun novel seri ke empat dari serial Kerajaan Matraman Raya  yang berjudul 3 Pendekar Langit, ide dasarnya muncul dari saat mendengar tausiah tentang 3 orang pertama masuk neraka.Â
Seri ke lima dari 6 serial Kerajaan Matraman Raya berjudul Salahudin Jalal Tanjung. Novel  fantasi religi ini ide dasarnya muncul karena mengagumi kehebatan Sultan Saladin di Turki, serta nama cendikiawan mulsim di Jogja, Salahudin Jalal Tanjung.Â
Ada pun novel seri ke enam dari serial Kerajaan Matraman Raya, merupakan novel fantasi religi yang muncul dari kisah Uwais Al Qarni pemuda langit yang doanya tak tertolak.Â
Dalam serial Kerajaan Matraman Raya, Sayidin Panotogomo bukan hanya belum berhasil menjadi pemimpin pembela agama, tetapi juga harus menerima kenyataan pahit, bahwa Kerajaan Matraman Raya telah direbut orang lain. Orang yang juga mengaku sebagai keturunan raja Kerajaan Matraman Raya.Â
Di sanala Sayidin Panotogomo yang tadinya diimpikan oleh ke dua orang tuanya akan dapat menjadi Pemimpin Pembela Agama, harus berhadapan dengan raja yang merebut tahta Kerajaan Matraman Raya, yang bisa jadi beranggapan harus berpegang pada konsep Negarakertagama. Dus, persingungan antara wacana Sayidin Panotogomo dengan Negarakertagama dapat sering muncul.Â
Harapan besar akan munculnya Sayidin Panotogomo itu, apakah juga masih terdapat pada hati sanubari sebagian masyarakat? Bisa jadi Pilpres 2024 dapat menjadi suatu peristiwa yang menarik untuk menjawab pertanyaan itu.Â
Apakah bergabungnya Anies dean cak Imin akan menjadi Sayidin Panotogomo? Atau Anies hanya akan menjadi Damarwulan, Ken Arok bahkan mungkin Untung Suropati?