Mendengar ancaman Bagus Tinukur, Mbah Kikuk dan Panembahan Jati justru tertawa keras, mereka berdua lalu tiba-tiba naik dari permukaan tanah dengan duduk di permadani. Melihat hal itu, Wahyudi langsung teringat pernah melihat kedua tokoh sakti yang naik permadani inilah yang memberi petunjuk hilangnya Abu Arang, Danang dan Bagus Tinukur kepada Raja Slamet ke hutan Mantingan. Kontan Wahyudi langsung mencegah Bagus Tinukur berbuat lebih jauh.
"Tunggu! Jangan sembarangan, Bagus! Kedua sesepuh ini sangat dihormati oleh Kanda Raja Slamet, kakekmu!" teriak Wahyudi.
Mbah Kikuk dan Panembahan Jati berhenti tertawa setelah mendengar ada yang mengenal mereka dengan Raja Slamet.
"Anak muda, siapa gerangan dirimu?" tanya Mbah Kikuk.
"Bagaimana kamu dapat mengenal kami?" tanya Panembahan Jati.
"Hamba, Wahyudi putra tunggal Ki Ageng Batman dengan Putri Biyan, Eyang," jawab Wahyudi.
"Putra tunggal? Ha ha. Ke mana saja kamu selama ini. Wahyudi?" tanya Mbah Kikuk.
"Dia, asik berteman dengan pendekar, Mbah," jawab Panembahan Jati.
"Sampai-sampai sudah mempunyai dua adik laki-laki pun, dia tidak tahu, hihi," tambah Panembahan Jati.
"Banyak yang mereka tidak tahu. Di istana Kerajaan Matraman Raya akan ada KLB saja mereka tidak tahu!" seru Mbah Kikuk.
Mendengar pembicaraan mereka yang seolah tahu banyak tentang Kerajaan Matraman Raya, apalagi Wahyudi mengatakan kalau kedua tokoh sakti itu tahu kalau mereka bertiga Danang, Abu Arang dan Bagus Tinukur hilang di hutan Mantingan, Danang pun langsung menaruh hormat kepada kedua orang tokoh sakti tersebut.