Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Illahi

11 November 2018   23:59 Diperbarui: 11 November 2018   23:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun sampai di Pekanbaru, Ika terkena demam tinggi. Tiga hari tiga malam Ika tidak dapat tidur. Ika hanya selalu meneriakkan kata-kata Bunda, setiap saat Ika sempat terbangun. Setia pasrah, karena bujukan Tante Adelia, supaya Sophiewi datang ke Pekanbaru tidak dipenuhi. Akhirnya Setia langsung menelpon Sophiewi. Setia terkejut ketika mendengar jawaban Sophiewi:

Kenapa kamu tidak mengejarku saat kita bertemu di kampus STIE. Saat kamu panggil aku dengan Syala. Kenapa harus aku yang mengikutimu pergi ke Gudeg Yu Jum. Kenapa harus aku yang mencoba mencari perhatian dengan laki-laki yang nggak punya keberanian mendekati aku wanita jomblo ini.

Aku sudah tidak percaya lagi dengan perhatian laki-laki kepadaku. Termasuk kamu Setia. Bukankah yang kau ingat hanya Syala!"

Setia terduduk lemas, ketika mendengar jawaban Sophiewi. Astagfirullah, apa yang salah dalam hidupku, ya Allah. Kasihanilah putriku Ika, lirih Setia berdoa.

----

"Setia!" seru Tante Adelia, pagi itu, sambil berlari masuk ke ruangan Ika. Setia menunggii Ika, semalaman di rumah sakit.


"Bawa Ika ke bandara. Sophie sebentar lagi mendarat." kata Tante Adelia bersama dokter Reynaldi.

Tanpa pikir panjang Setia pun menggendong Ika, untuk dibawa ke bandara. Kali ini dokter Reynaldi yang membawa mobil. Tante Adelia duduk di kursi depan. Setia bersama Ika duduk di bangku tengah. Madis dan Ikmal duduk di bangku belakang Mobilio. Seluruh keluarga Setia lengkap menjemput Sophie ke Bandara. Tidak lupa dokter Reynaldi menghidupkan musik di mobil.Dokter Reynaldi memutar lagu Misteri Illahi dari Ari Lasso.

Aku masih disini

Mendekap hampa di hati

Yang hingga kini menghantui

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun