"Kenapa kamu tidak berterus terang kalau kamu punya hubungan dengan Ikmal ? Kenapa kamu tidak meolak permintaanku ? Kenapa kamu mau kuajak jalan jalan ke sana ke mari ? Kenapa kamu bersandiwara seolah menyambut cintaku! Jujurlah Madis!" seru Setia.
"Setia, ini semua salah Tante Adelia." seru Tante Adelia.
"Madis takut Tante Adelia ancam untuk berhenti menjadi asisten Ikmal. Tante Adelia  yang menganacm Madis, kalau Madis tidak mau melayani permintaan Setia. Madis takut kehilangan pekerjaannya. Tante Adelia ingin membuatmu bahagia. Kalau Madis dapat menjadi istrimu, biarlah Tante Adelia yang mengawal Ikmal. Ika kan dapat bersama eyang putrinya Rara. lagi pula dokter Reynaldi, kan punya banyak relasi yang dapat membantu mengatasi Ikmal. Tante Adelia tidak ingin melihat Setia hidup seperti tidak terurus." jelas Tante Adelia.
"Astaghfirrullah. Tante Adelia main main dengan cinta. Kamu juga Madis. Udah pergi semua sana. Setia mau tidur." seru Setia.
"Oh ya tante Adelia, besuk kita pergi ke Jogja, bawa Ika dan ajak dokter Ryenaldi bersama kita. Kamu  Madis, jaga Ikmal baik-baik. Jangan kalian membuat malu keluarga kami. Tahu kamu dengan tugasmu Madis!" seru Setia.
---
"KIta coba jalan jalan ke STIE Syariah, atau kalau Tante Adelia dengan dokter Reynaldi mau ke Malioboro dulu juga boleh. Hati hati bawa Ika, ya, Tante Adelia. Biar Setia saja yang ke kampus STIE." kata Setia.
Tante Adelia terseyum mendengar arahan Setia.
"Ayo kita jalan-jalan ke Malioboro, dok." seru Tante Adelia bersemangat.
"Ayah, Ika jalan jalan dulu." teriak Ika kepada Setia.
"Baik Adelia. Kami ke Malioboro dulu, kalau begitu Setia." kata dokter Reynaldi yang duduk di bangku belakang taxi. Sementara Setia turun di kampus STIE Syariah Jogja. Â Â Â Â Â