Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Illahi

11 November 2018   23:59 Diperbarui: 11 November 2018   23:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://rumah-lirik.blogspot.com/2014/10/lirik-lagu-ari-lasso-misteri-ilahi.html?m=1

sebelumnya

Misteri Illahi

"Tante Adelia!" teriak Setia.

Setia marah marah sampai di rumah, setelah pulang dari coffe shop, melihat Madis lari ke luar bersama Ikmal. Tante Adelia pun melihat hal yang tidak menguntungkan segera mengajak dokter Reynaldi pulang sambil menggendong Ika. Sementara Ika memandang ayahnya Setia yang sedang menyanyi, sambil melambaikan tangannya, karena diajak pulang cepat oleh Tante Adelia.

"Tante Adelia di sini, Setia." kata Tante Adelia sambil mendekat ke arah Setia.

"Jangan teriak-teriak, nanti Ika terbangun. Tadi Ika tertidur digendongan Tante Adelia." lanjut Tante Adelia.

"Panggil Madis ke sini, Tante Adelia." teriak Setia seakan tidak peduli pada peringatan Tante Adelia supaya Ika tidak terbangun.

"Tante Adelia tidak mau panggil Madis, kalau Setia masih teriak-teriak seperti ini." seru Tante Adelia.

"Madis, ke sini kamu!" teriak Setia, seperti tidak sabar lagi.

Madis yang mendengar pembicaraan Setia dengan Tante Adelia, segera ke luar menghampiri.

"Madis, sudah di sini, Pak." jawab Madis.

"Kenapa kamu tidak berterus terang kalau kamu punya hubungan dengan Ikmal ? Kenapa kamu tidak meolak permintaanku ? Kenapa kamu mau kuajak jalan jalan ke sana ke mari ? Kenapa kamu bersandiwara seolah menyambut cintaku! Jujurlah Madis!" seru Setia.

"Setia, ini semua salah Tante Adelia." seru Tante Adelia.

"Madis takut Tante Adelia ancam untuk berhenti menjadi asisten Ikmal. Tante Adelia  yang menganacm Madis, kalau Madis tidak mau melayani permintaan Setia. Madis takut kehilangan pekerjaannya. Tante Adelia ingin membuatmu bahagia. Kalau Madis dapat menjadi istrimu, biarlah Tante Adelia yang mengawal Ikmal. Ika kan dapat bersama eyang putrinya Rara. lagi pula dokter Reynaldi, kan punya banyak relasi yang dapat membantu mengatasi Ikmal. Tante Adelia tidak ingin melihat Setia hidup seperti tidak terurus." jelas Tante Adelia.

"Astaghfirrullah. Tante Adelia main main dengan cinta. Kamu juga Madis. Udah pergi semua sana. Setia mau tidur." seru Setia.

"Oh ya tante Adelia, besuk kita pergi ke Jogja, bawa Ika dan ajak dokter Ryenaldi bersama kita. Kamu  Madis, jaga Ikmal baik-baik. Jangan kalian membuat malu keluarga kami. Tahu kamu dengan tugasmu Madis!" seru Setia.

---

"KIta coba jalan jalan ke STIE Syariah, atau kalau Tante Adelia dengan dokter Reynaldi mau ke Malioboro dulu juga boleh. Hati hati bawa Ika, ya, Tante Adelia. Biar Setia saja yang ke kampus STIE." kata Setia.

Tante Adelia terseyum mendengar arahan Setia.

"Ayo kita jalan-jalan ke Malioboro, dok." seru Tante Adelia bersemangat.

"Ayah, Ika jalan jalan dulu." teriak Ika kepada Setia.

"Baik Adelia. Kami ke Malioboro dulu, kalau begitu Setia." kata dokter Reynaldi yang duduk di bangku belakang taxi. Sementara Setia turun di kampus STIE Syariah Jogja.          

Setia ingin mencari informasi mengenai Manajemen Keuangan Syariah di kampus STIE Syariah Jogja. Namun belum sempat Setia menanyakan satu dan hal di kampus STIE Syariah. Setia terkejut melihat Syala, tiba-tiba muncul mendahului Setia menuju kampus.

"Syala!..." teriak Setia.

Perempuan yang dipanggil Setia itu mengeok ke arah Setia yang memanggil nama Syala, tetapi kemudian dia melanjutkan langkahnya kembali, menuju kampus STIE Syariah. Setia hanya dapat berdiri termangu melihat Syala hidup lagi. Dipukul-pukulnya pipi Setia dengan tangannya, lama-lama masih terasa panas. Berarti Setia tidak dalam keadaan mimpi. Tapi Syala hidup lagi, jelas tidak mungkin. Setia merasa badannya lemas. Setia akhirnya mencari tempat untuk duduk.

"Tante Adelia, besuk kita pulang ke Pekanbaru. Kalau Tante Adelia ingin jalan-jalan ke Pantai Parangtritis dengan dokter Reynaldi, biarlah Ika, Setia yang jagain. Repot nanti kalau ke Parangtritis Tante Adelia harus menjaga Ika juga. Tapi kita kumpul dulu di Gudeg Yu Jum Selokan Mataram dekat kampus UGM ya." seru Setia kepada Tante Adelia yang sedang asyik jalan jalan dengan dokter Reynaldi dan Ika di Malioboro. Tante Adelia diam saja tidak ingin membantah Setia.

----

"Ika ayo ke sini, ini namanya Gudeg Yu Jum. Gudeg sambel goreng krecek dengan telur pindang, makanan khas Jogja." seru Setia meminta Ika untuk duduk bersamanya, karena Ika tidak mau lepas dari pangkuan Tante Adelia. Namun karena Ika melihat Setia ayahnya terseyum memanggilnya, akhirnya Ika pun turun dari gendongan Tante Adelia. Namun alangkah terkejutnya Setia,Tante Adelia dan dokter Reynaldi, ketika Ika tiba-tiba tidak menuju ke arah Setia, tetapi berlari ke arah seorang perempuan dan kemudian Ika pun berteriak:

"Bunda....."

Sophiewi tertegun ada anak perempuan memanggilnya Bunda. Kemudian Sophiewi menunduk sambil mencoba untuk menerima uluran tangan Ika. Tiba-tiba saja Sophiewi ingin menggendong Ika dan tahu-tahu Ika sudah berada pada gendongan Sophiewi. Setia bingung melihat itu semua. Perempuan itu adalah perempuan yang dijumpainya di kampus STIE Syariah Jogja tadi. Perempuan yang sangat mirip dengan Syala.

"Sophie ..." teriak Tante Adelia.

Setia dan dokter Reynaldi pun menjadi semakin terkejut melihat Tante Adelia kenal dengan perempuan yang mengendong Ika.  Malam itu Setia tidur dengan dokter Reynaldi di kamar hotel. Ika dan Tante Adelia tidur di rumah Sophiewi. Besuk paginya rombongan Setia pun berangkat ke Pekanbaru. Sophiewi ikut mengantar mereka ke bandara.

Rupanya Sophiewi adalah saudara kembar Syala. Ketika ibu Sophiewi sudah melihat gelagat yang kurang baik dari ayah Syala, dengan pekerjaannya, ibu Sophiewi membawa Sophiewi kembali ke Jogja. Mereka berpisah tetapi tidak bercerai. Namun mereka putus hubungan. Tante Adelia adaik ayah Syala, masih ingat dengan wajah Sophiewi, saudara kembar Syala.

Namun sampai di Pekanbaru, Ika terkena demam tinggi. Tiga hari tiga malam Ika tidak dapat tidur. Ika hanya selalu meneriakkan kata-kata Bunda, setiap saat Ika sempat terbangun. Setia pasrah, karena bujukan Tante Adelia, supaya Sophiewi datang ke Pekanbaru tidak dipenuhi. Akhirnya Setia langsung menelpon Sophiewi. Setia terkejut ketika mendengar jawaban Sophiewi:

Kenapa kamu tidak mengejarku saat kita bertemu di kampus STIE. Saat kamu panggil aku dengan Syala. Kenapa harus aku yang mengikutimu pergi ke Gudeg Yu Jum. Kenapa harus aku yang mencoba mencari perhatian dengan laki-laki yang nggak punya keberanian mendekati aku wanita jomblo ini.

Aku sudah tidak percaya lagi dengan perhatian laki-laki kepadaku. Termasuk kamu Setia. Bukankah yang kau ingat hanya Syala!"

Setia terduduk lemas, ketika mendengar jawaban Sophiewi. Astagfirullah, apa yang salah dalam hidupku, ya Allah. Kasihanilah putriku Ika, lirih Setia berdoa.

----

"Setia!" seru Tante Adelia, pagi itu, sambil berlari masuk ke ruangan Ika. Setia menunggii Ika, semalaman di rumah sakit.

"Bawa Ika ke bandara. Sophie sebentar lagi mendarat." kata Tante Adelia bersama dokter Reynaldi.

Tanpa pikir panjang Setia pun menggendong Ika, untuk dibawa ke bandara. Kali ini dokter Reynaldi yang membawa mobil. Tante Adelia duduk di kursi depan. Setia bersama Ika duduk di bangku tengah. Madis dan Ikmal duduk di bangku belakang Mobilio. Seluruh keluarga Setia lengkap menjemput Sophie ke Bandara. Tidak lupa dokter Reynaldi menghidupkan musik di mobil.Dokter Reynaldi memutar lagu Misteri Illahi dari Ari Lasso.

Aku masih disini

Mendekap hampa di hati

Yang hingga kini menghantui

Tentang arti hidup ini


Waktu terus berputar

Tanpa bisa menawar

Manisnya segala sanjung puji

Menjadi pahit caci maki

Segala yang terjadi dalam hidupku ini

Adalah sebuah misteri illahi

Perihnya cobaan hanya ujian kehidupan


Lelah kaki melangkah

Tersesat tiada arah

Suara hati semakin lemah

Terkikis oleh amarah

Sesaat aku tersentak

Ingin rasanya ku teriak

Segala yang terjadi dalam hidupku ini

Adalah sebuah misteri illahi

Perihnya cobaan hanya ujian kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun