Jika iya, hal itu dapat meluncurkan kritikan akan mudahnya tanda tangan seorang gubernur digunakan oleh jawatan di bawahnya.Â
Meski begitu, wajar saja publik mengira ada yang tak beres dengan proses pemberian penghargaan itu. Jika memang Anies Baswedan selaku gubernur yang dibubuhkan tanda tangannya --meski hanya berupa cetak-- memang tak tahu menahu soal proses hingga penentuan pemenang maka kemungkinan besar kesalahan memang terjadi pada jawatan terkait.Â
Namun hal itu bukan berarti Anies lepas dari tanggung jawab, minimal mengakui ada yang tak berjalan benar dalam jajaran yang dipimpinnya.Â
Pertanyaan lain mungkin muncul mengenai langkah Anies yang tak mempermasalahkan penganugerahan terhadap sebuah diskotek --terlepas dari kasus narkotika yang menjerat Colloseum. Yakni bahwa Anies sedang melakukan test the water atau mengukur respon masyarakat terutama para pendukung utamanya dari kalangan umat Islam (baca FPI, PA 212 dan lainnya). Dan ternyata respon mereka terpecah, ada yang memprotes dan yang lain tak mempermasalahkan.Â
Hal itu pun menjadi ujian bagi para pendukung Anies, apakah mereka membela dengan alasan apapun atau tetap commit untuk memberikan kritikan jika menganggap gubernur pilihannya keliru bertindak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI