Mohon tunggu...
Nurmansyah Amirudin
Nurmansyah Amirudin Mohon Tunggu... Administrasi - Tidak sedang merasa baik-baik saja

Jika untuk bergerak saja saya tidak mampu bukan berarti ide-ide gila di kepala saya mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sisa Abu dan Tadah Hujan

19 Maret 2020   12:21 Diperbarui: 30 Agustus 2020   20:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/1/

Ada suara ketukan kayu.

/2/

"Oh kalian, tumben berdua?" Tegasku yang

sebenarnya basa-basi. "Kami 'kan bukan kamu

yang sendiri." Sahut mereka bersamaan.

"Asu!" Begini jadinya kalau

salah pilih kawan. Aku terdiam, salah

tingkah melihat polah mereka pecicilan.

Naik kursi, turun lagi. Bakar buku beserta

isi kepalaku. "Asu!" Hampir setiap hari

seperti ini. Pagi-pagi sekali aku harus lekas

bersih sebelum bertemu kekasih. Lelah berganti

resah memuncaki. Hampir setiap hari

seperti ini. Sontak saja

"Biurr!" Begini jadinya kalau

salah memilih kawan. Hampir setiap hari

seperti ini kehujanan. Aku berusaha

sabar karena sudah mulai sadar.

"Mau kalian apa?" Tawa mereka

malah meledak. Hampir setiap hari seperti ini.

Keadaan rumahku setiap bilainya penuh

sisa abu dan seperti tadah hujan.

/3/

"Ini pelajaran untukmu menutup luka,

yang kau tulis hampir setiap hari

seperti ini. Bukankah esok kau akan

bertemu dengan kekasih barumu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun