/1/
Ada suara ketukan kayu.
/2/
"Oh kalian, tumben berdua?" Tegasku yang
sebenarnya basa-basi. "Kami 'kan bukan kamu
yang sendiri." Sahut mereka bersamaan.
"Asu!" Begini jadinya kalau
salah pilih kawan. Aku terdiam, salah
tingkah melihat polah mereka pecicilan.
Naik kursi, turun lagi. Bakar buku beserta
isi kepalaku. "Asu!" Hampir setiap hari
seperti ini. Pagi-pagi sekali aku harus lekas
bersih sebelum bertemu kekasih. Lelah berganti
resah memuncaki. Hampir setiap hari
seperti ini. Sontak saja
"Biurr!" Begini jadinya kalau
salah memilih kawan. Hampir setiap hari
seperti ini kehujanan. Aku berusaha
sabar karena sudah mulai sadar.
"Mau kalian apa?" Tawa mereka
malah meledak. Hampir setiap hari seperti ini.
Keadaan rumahku setiap bilainya penuh
sisa abu dan seperti tadah hujan.
/3/
"Ini pelajaran untukmu menutup luka,
yang kau tulis hampir setiap hari
seperti ini. Bukankah esok kau akan
bertemu dengan kekasih barumu?"