Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Panduan Singkat Memahami SDGs di Indonesia (Bagian II)

9 September 2025   21:17 Diperbarui: 9 September 2025   21:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sustainable Development Goals (SDGs) bukan lagi sekadar wacana global, melainkan sebuah perjalanan bersama agar hidup manusia lebih layak dan bumi tetap terjaga. Berbeda dengan pendahulunya, Millennium Development Goals (MDGs) yang cenderung digerakkan pemerintah, SDGs menuntut semua pihak untuk ikut serta: pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, hingga media. Tantangannya tentu besar, tetapi di Indonesia sudah mulai muncul banyak praktik nyata yang membuat agenda ini semakin terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Ambil contoh dari pemerintah daerah. Kota dan kabupaten kini tidak bisa lagi berjalan tanpa data yang jelas. Kehadiran I-SIM for Cities (Integrated Sustainability Indonesia Movement) ibarat "kelas ujian" yang menilai sejauh mana sebuah kota serius mengintegrasikan SDGs ke dalam kebijakan mereka. Surabaya, misalnya, mulai menggunakan indikator ini untuk memperbaiki tata kelola sampah dan memperluas ruang terbuka hijau. Perubahan ini bukan hanya terlihat di atas kertas, tapi benar-benar dirasakan warga dalam bentuk lingkungan yang lebih sehat dan pelayanan publik yang lebih transparan.

Di dunia usaha, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) belakangan menjadi tren yang ramai diperbincangkan. Banyak perusahaan berlomba melaporkan kinerja ESG mereka, meski ada risiko jatuh pada sekadar greenwashing jika tidak terkait langsung dengan SDGs. Namun, ada juga perusahaan energi terbarukan yang memilih jalur berbeda: mereka secara nyata menghubungkan laporan ESG dengan SDG 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau. Langkah ini menunjukkan keseriusan mereka, bukan hanya untuk menjaga citra, melainkan juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekaligus memperkuat kepercayaan investor.

Perubahan juga terasa di perguruan tinggi. Universitas kini tidak hanya diukur dari jumlah profesor atau publikasi ilmiah, melainkan juga melalui THE Impact Rankings, sebuah ukuran global yang menilai kontribusi kampus terhadap SDGs. Universitas Airlangga menjadi salah satu contoh yang berhasil menembus peringkat dunia dalam SDG 1 tentang pengentasan kemiskinan. Prestasi ini memperlihatkan bahwa reputasi akademik bisa berjalan seiring dengan komitmen sosial, menghadirkan solusi nyata untuk persoalan di masyarakat.

Tak kalah penting adalah peran media. SDGs tidak akan bermakna jika hanya berhenti di ruang seminar atau laporan teknis. Media berfungsi sebagai jembatan yang mampu mengubah narasi global menjadi cerita lokal. Lestari Summit yang digagas Kompas Group menunjukkan bagaimana media bukan hanya melaporkan isu keberlanjutan, tetapi juga mengorkestrasi percakapan publik, mengangkat praktik baik dari daerah, dan mendorong lahirnya kebijakan di tingkat nasional. Dengan cara ini, SDGs tidak lagi terasa jauh di langit, melainkan hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Perjalanan SDGs di Indonesia memang masih panjang, tetapi arahnya semakin jelas. Dari pemerintah daerah yang berbenah dengan data, perusahaan yang mulai serius pada ESG, kampus yang menjadikan keberlanjutan sebagai ukuran prestasi, hingga media yang menjembatani cerita, semua bergerak menuju praktik nyata. Tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa langkah-langkah baik ini tidak berhenti di lingkaran terbatas, melainkan meluas hingga memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun