Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rasa (Part 11)

22 November 2020   19:36 Diperbarui: 22 November 2020   19:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hati Aisyah semakin perih dengan tuduhan Fadly yang tidak beralasan itu. Bukan berarti dia seenaknya menghina keluarganya yang miskin. Air mata Aisyah tak terbendung, rasa sakit, perih, marah, bercampur menjadi satu.
"Kak Fadly, saya yang sengaja kesini untuk bertemu Bayu, mau menanyakan PR yang tadi diberikan Bu guru di sekolah," tukas Parhan.
Tapi tetap saja Fadly tidak mau mendengar alasan apapun dari adiknya. Dia tetap saja mengeluarkan kalimat yang berisi penghinaan.
Sambil ditariknya tangan Parhan  mengajaknya langsung pulang, membuat Parhan tidak bisa berbuat apa-apa.

****

"Kok rumah sepi dek, yang lain pada kemana?," Tanya Aisyah saat dia datang ke rumah Parhan untuk melanjutkan les privatnya.
"Kebetulan ibu masih di rumah paman, sebentar lagi pulang, sedangkan kak Fadly tidak tahu kemana?" Ungkap Parhan

"Kak Fadly sudah satu Minggu ini tidak pernah di rumah, dia masih berusaha mencari laptopnya yang hilang Minggu yang lalu," ungkap Parhan.

Aisyah jadi teringat laptop yang ditemukan Minggu yang lalu dan sampai sekarang dia belum menemukan pemiliknya.
"Apa mungkin itu laptopnya Fadly," gumam Aisyah dalam hati.
Untuk memastikan dugaannya, Aisyah melontarkan beberapa pertanyaan.
"Laptop kakakmu hilang dimana? Tanya Aisyah, sambil memperhatikan Parhan yang sedang menyelesaikan soal yang ia berikan.
"Ndak tahu!" Jawab Parhan singkat.
"Kalau boleh tahu, apa warna laptopnya yang hilang,"
"Kalau saya tidak salah ingat, warna hitam. Tapi ada gambar sunshet di bagian luarnya," kata Parhan sedikit menjelaskan ciri-ciri laptop kakaknya yang hilang. Beberapa kali dia sempat melihat laptop tersebut bahkan pernah menanyakan arti gambar sunshet yang ditempel kakaknya.

"Ciri-ciri laptop yang disebutkan Parhan sama dengan laptop yang kutemukan di cafe Minggu lalu." Batin Aisyah.
Keterangan dari Parhan membuat Aisyah nyakin bahwa laptop yang ada dirumahnya itu milik Fadly.
Keringat dingin membasahi telapak tangan Aisyah, wajahnya berubah pucat, napasnya turun naik, badannya gemetar. Rasa takut menyetuak dalam diri gadis berkulit sawo matang setelah tahu bahwa laptop itu milik orang yang sering menghina dan mencaci makinya selama ini.

"Apa yang harus aku lakukan," batin Aisyah. Sambil terlihat seperti orang linglung, tidak tahu apa yang akan dilakukan.
"Seandainya bukan Fadly yang punya laptop itu tidak akan membuat Aisyah sesetress ini memikirkan cara mengembalikan barang tersebut.

Aisyah jadi bingung bagaimana caranya mengembalikan laptop tersebut, dia takut kalau dia kembalikan malah dia dituduh mencuri laptop tersebut, karena Aisyah sering datang ke rumahnya untuk mengajar Parhan.

Kondisi Aisyah seperti ini membuatnya tidak bisa Focus mengajar Parhan materi tentang bangun ruang.
"Ada apa kak? Apakah kakak sakit? Tanya Parhan dengan mimik khawatir, melihat perubahan wajah gurunya yang tampak pucat.
"Tidak apa-apa," jawab Aisyah berusaha menghilangkan kekalutannya.
"Kalau kakak kurang sehat, lebih baik kakak pulang dan istirahat,  besok saat kondisi kakak membaik baru kita lanjutkan kembali," ungkap Parhan memberikan solusi.
Karena Parhan memberikan lampu hijau untuk memberikannya izin pulang, Aisyah langsung pamit.

Aisyah mengayuh sepedanya sembari memutar otaknya mencari solusi terbaik cara mengembalikan laptop Fadly tanpa menuduhnya yang macam-macam.

Sepanjang malam dia belum juga menemukan jalan keluar. Akhirnya Aisyah bertekad akan mengembalikan laptop itu besok, apapun resiko yang terjadi dia terima dengan ikhlas, Aisyah yakin Allah akan memberikan yang terbaik untuk umatnya walaupun melalui cara yang menyakitkan. Karena Allah itu maha baik.
"Ya, Allah tunjukkan jalan keluar yang engkau ridhoi dalam menghadapi masalah ini," doa Aisyah sebelum dia memejamkan matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun