Cerita indah bak drama nyatanya fatamorgana. Indahnya seperti bunga, nyatanya gulma.
Cerita rasa tak selalu tawa. Setiap canda tak selalu bahagia.
Nyatanya dunia hanya tentang fana.
Melepas Illahi Rabbi dari netra. Meronta meminta segala hiasan dunia.
Sedikit penghuninya ongkang kaki, berpuas diri. Sedang yang banyak tak pernah berhenti mengais sesuap nasi.
Terkadang yang ongkang kaki kehilangan empati, yang banyak berkemelut dengan luka dan nestapa.
Meski terluka namun apa daya,
segenap upaya tak membuat yang banyak keluar dari pilu dan derita yang bercengkrama.
Yang tak berdaya akan memilih jalannya, salah jalan tak jadi perkara.
Nyatanya hanya akan menodai segala kisah sejarah tentangnya.
Menggores ceritanya menjadi tinta hitam sepanjang masa, yang lainnya memandang ia sebagai noda.