Mohon tunggu...
Logan liwers
Logan liwers Mohon Tunggu... Mahasiswa

Kritis & Visioner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Geotermal Bukan Prioritas, Selamatkan Pendidikan NTT!

20 September 2025   05:13 Diperbarui: 20 September 2025   05:13 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Himpunan Mahasiswa Nusa Tenggara Timur Tangerang Selatan (HMNTT-TANGSEL) menegaskan sikap keras terhadap arah pembangunan di NTT yang lebih mengutamakan proyek geotermal ketimbang penyelamatan sektor pendidikan.
Ketua HMNTT-TANGSEL, Aldi, menyatakan bahwa kondisi pendidikan di NTT adalah darurat nasional. Masih ada lebih dari 130 ribu anak di NTT yang tidak bersekolah, ribuan sekolah rusak berat, kekurangan guru, serta capaian literasi dan numerasi yang jauh tertinggal.
"Ini bukti nyata pemerintah lebih tunduk pada kepentingan modal daripada masa depan rakyatnya sendiri. Energi geotermal tidak akan menyelamatkan NTT, yang akan menyelamatkan adalah pendidikan yang layak untuk setiap anak-anak kami di pelosok," tegas Aldi.
HMNTT-TANGSEL menilai proyek geotermal hanyalah wajah lain dari politik investasi yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Sementara itu, generasi muda NTT terancam kehilangan hak dasar mereka untuk memperoleh pendidikan bermutu.
"Kami tidak butuh proyek mercusuar yang hanya memperkaya segelintir orang. Kami butuh sekolah yang kokoh, guru yang berkualitas, akses belajar yang setara. Pendidikan adalah kunci keluar dari kemiskinan struktural, bukan geotermal!" lanjut Aldi.


Ombudsman RI Perwakilan NTT sebelumnya sudah menegaskan sulitnya akses pendidikan di wilayah pedesaan dan kepulauan. Namun pemerintah seolah menutup mata, karena lebih sibuk mengejar investasi energi.
HMNTT-TANGSEL mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk:
1. Menghentikan prioritas proyek geotermal yang mengabaikan kepentingan rakyat.
2. Mengalokasikan anggaran besar-besaran untuk pembangunan dan revitalisasi sekolah di seluruh NTT.
3. Menjamin tidak ada lagi anak NTT yang putus sekolah akibat kemiskinan dan keterbatasan akses.
"Pendidikan adalah hak dasar, bukan pilihan. Jika pemerintah gagal mengurus pendidikan, maka proyek sebesar apa pun hanyalah pengkhianatan terhadap rakyat NTT," tutup Aldi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun