Selama menyeberang ke Pulau Pane, lihatlah air disebelah kiri kita, akan terlihat sangat butek sebagaimana khasnya air di daerah muara. Sedangkan di sebelah kanan kita, air bening membiru akan menghiasi sepanjang perjalanan.
Perbedaan ini akan kontras terlihat walaupun air sedang naik dan keduanya terhubung. Tetap mereka tak terkihat nenyatu. Terpisah dengan batasan tegas warnanya.
Sesampainya di pulau Pane, Anda akan disambut dengan tumpukan cangkang kerang maupun hewan keras khas laut lainnya. Dibawah pepohonan kelapa nan teduh, kita akan terus dimanjakan dengan suasana yang semakin menenangkannini.
Tapi, anjuran saya. Kalau Anda menyeberang ke pulau ini, gunakanlah alas kaki yang memang untuk bertualang. Karena kaki kita akaj berhadapan dengan tajamnya serpihan batu karang yang bertebaran.
Di pulau Pane ini, ada terdapat salah satu makan syaih pedakwah Islam di tanah Batak.
Terus nikmati eskotisme yang ada, hingga kita sampai ke hamparan karang yang ditumbuhi oleh beberapa pohon khas laut dangkal.
Semakin indah dan semakin mempesona.
Bermainlah di karang sambil mencari teripang yang bersembunyi dibaliknya.
Kalau sudah puas disana.
Saat kembali, tataplah di sebelah kiri Anda. Rumput laut terlihat mengambang yang menggoda kita untuk berenang.
Ikan kecil bermain bersama indah kesana kemari. Sesekali saya melihat ikan ukuran lebih besar bahkan seekor ikan pari yang tak sengaja siripnya terinjakku.