Di kala mentari menampakkan sinarnya. Di kala embun membasahi tanah air tercinta. Perempuan hanya terdiam dalam huniannya. Seakan musnah tak memiliki cita-cita.
Namun semuanya telah berubah. Saat kau perjuangkan hak-hak kaummu. Saat kau melihat ketidakadilan di depanmu. Yang hanya dipandang sebelah mata. Oleh kaum yang tak punya malu.
Sungguh... Kau adalah wanita sejati. Cita-citamu sangat berarti. Dalam jiwa kami telah terpatri.
Tak gentar kau melawan takdirmu. Tak lelah kau melawan deritamu. Demi kebangkitan kaummu.
Raden Ajeng Kartini. Kini dunia memancarkan cahaya berarti. Hingga mereka tak lagi memandang rendah. Karena kami adalah kehormatan negeri ini.
Terima kasih malaikat sejati. Engkaulah perempuan pemberani. Kau teladan bagi kami. Kau cerminan bagi kami. Wanita pejuang emansipasi.