Mohon tunggu...
Marsyidza Alawiya
Marsyidza Alawiya Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarjana Kertas

Manusia bodoh yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duhai Indonesia, Kau Tak Punya Dosa

22 Desember 2021   09:25 Diperbarui: 22 Desember 2021   10:10 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: For Pixabay

Manusia lahir dari sayap

Mengapa harus merayap dalam hidup

Kata ini, melubangi segalanya

Seakan, kami dipaksa untuk memahami


Hidup memang penuh dengan intrik-intrik manis

Yang sadis pun dianggap manis

Oleh pecinta kepentingan yang tidak terlalu penting

Kapitalisasi semakin hari semakin eksis

Moralisasi semakin hari semakin tipis

Orang-orang arif tersenyum miris

Kaum marhaenis tak jarang mereka menangis

Sebagian tenaga teknokrat bermuram durja

Tidak tahu hati mereka dibawa kemana

Kaum birokrat semakin keparat

Rakyat sekarat, emasnya semakin nambah berkarat-karat

Duhai Indonesia, kau tak punya dosa

Tapi mengapa seakan kesucianmu ternoda?

Para seniman terus lontarkan diksi-diksi

Berdarah-darah puisinya teruntai

Dalam larik-larik baitnya hati mereka dongkol

Tiada lain terang adalah harapan

Tiada lain, mereka ingin umur panjang

Mahasiswa juga demikian

Pantang lelah memberi kritik

Hingga media-media sesak opini-opini politik

Jalanan juga macet, penuh dengan orasi-orasi mereka

Entah yang duduk di kursi dengar, atau malah tutup telinga

Munafik!

Suara mulut demi mulut ricuh

Berita-berita semakin bancuh

Virus sana, virus sini, tidak henti-henti

Vaksin sana, vaksin sini, tak pasti-pasti

Angka kematian sudah lumrah dimanipulasi

Duhai Tuan, kami harap kau berhenti tertawa

Kasian para seniman, juga ulama’

Doanya yang menggema, seakan mental semuanya

Kemakan sandiwara, dan juga amplop-amplop

Duhai Tuan, sedikit saja kau itu buka mata

Kasihan rakyat Indonesia

Yang juga, mau tak mau ikut-ikut saja

Ilthif, ilthif Qalbana, Ya Rabb…

Islim Baladina, Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun