"Aku Karsa. Ayah dari Sukmawati. Perempuan yang beberapa hari lalu berhasil kau renggut keperawanannya."
"Oh, jadi kamu datang kesini untuk membalaskan apa yang saya perbuat pada putrimu?"
"Jangan bodoh Mat Belor. Saya hanya kebetulan lewat."
"Mau kemana kamu bersama empat petarung itu?" Mat Belor bertanya.
"Kami ingin ke rumah Arimbi, gadis paling cantik di Madukara!" sentak Wage.
"Arimbi? Gadis paling cantik?" Mat Belor heran karena baru mendengar nama itu.
"Iya. Dan kami akan memberitahu Arimbi agar pergi dari Madukara supaya kau tidak bisa menjumpainya untuk diperkosa." Jawab Karsa tenang. Namun kalimat itu hanya membuat Mat Belor tertawa keras.
"Dasar Bodoh! Kamu kira aku anak kemarin sore? Tentu aku dengan mudah akan menemukan gadis itu nanti. Lihat saja!"
"Jangan jumawa kamu Mat Belor!" Karsa membentak dan kabur meninggalkan Mat Belor sebelum dia marah besar.
Hari sudah mulai terang. Matahari sudah mulai menuju atas ubun-ubun. Nampak rumah bertembok kayu sudah terlihat, yang itu ternyata rumah Arimbi. Karsa dan keempat petarung segera menuju pintu rumahnya dan mengetuknya. Dari dalam rumah keluar wanita cantik yang bibirnya bergincu merah membukakan pintu. Pakainnya tak memakai kebaya, tapi lebih condong ke pakaian yang menggambarkan bentuk lekuk tubuhnya. Wajahnya putih bersih, dan rambutnya terurai agak panjang dan hitam legam. Terlihat dia benar-benar cantik, dan membuat keempat petarung itu gerogi dan jatuh cinta.
"Ada apa ini?" Arimbi bertanya.