Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mat Belor

20 Maret 2018   16:09 Diperbarui: 20 Maret 2018   16:11 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: krjogja.com

"Tentu saat dia lengah, saya lebih memilih kabur daripada menyerangnya balik, karena jika saya lakukan serangan balik sudah pasti dia akan menghindar dan justru menyerang saya kembali, dan kemungkinan besar saya sudah tidak ngopi bareng kalian lagi disini."

Semua petarung diam sejenak, ada yang menyeruput kopi, dan ada yang tengah menghisap sekaligus mengepulkan asap rokoknya. Masih di warung milik pribumi itu, datang seorang yang berperawakan agak tua bermaksud membeli minum.

"Dia itu memang keparat!" selepas membeli minum, orang tua itu asal nyamber saja ikut pembicaraan.

"Keparat bagaimana kang?" tanya seorang petarung.

"Si Bangsat itu telah memerkosa anak saya! Dia harus segera diberi pelajaran!" orang tua itu geram dan memaki-maki.

"Hah? Memerkosa?" pemilik warung yang tadinya diam kini mulai ikut bicara.

"Iya, kemarin Mat Belor datang ke rumah saya. Dia langsung masuk ke dalam tanpa permisi dan membawa pergi anak saya. Esoknya anak saya pulang dan dia mengaku sudah diperkosa oleh Mat Belor."

"Beberapa hari yang lalu, juga ada anak seorang perempuan datang ke warung saya, dia minta perlindungan saya dari Mat Belor. Perempuan itu juga mengaku kalau dia baru saja diperkosa oleh Mat Belor." Si pemilik warung itu ikut pembicaraan.

"Kurang ajar Mat Belor itu, dia harus segera di bunuh, atau paling tidak diusir dari Madukara." Wage menimpali.

"Benar," jawab orang tua itu.

"Ngomong-ngomong tuan ini siapa?" tanya Jembul kepada orang tua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun