Langit Rantau, Langit Rindu
Langit ini bukan langit kampungku,
tapi di bawahnya aku belajar tumbuh.
Bersama rindu yang diam-diam mendalam,
pada wajah ibu, pada peluk bapak yang hangat.
Aku melangkah dengan bekal doa,
bermodal mimpi dan air mata.
Meninggalkan sawah, pekarangan, dan suara gamelan,
demi secercah cahaya di ujung harapan.
Sepi tak pernah absen menyapa,
di malam yang dingin tanpa suara.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!