Yana Safniarti, seorang ibu tunggal asal Indonesia, menjadi simbol ketegaran dan perjuangan bagi banyak orang. Kehidupan yang keras dan penuh tantangan tidak menghalanginya untuk terus berjuang memberikan kehidupan yang lebih baik bagi lima anaknya. Setelah ditinggalkan oleh suaminya tanpa harta sepeser pun, Yana harus menghidupi kelima anaknya seorang diri. Namun, dengan semangat dan kerja keras, ia berhasil merubah nasib keluarganya yang dulu terpuruk.
Awal Mula Perjuangan: Berjualan di Pasar
Yana, yang kini berusia sekitar 45 tahun, memulai perjalanannya dengan berjualan nasi uduk di pasar sejak pukul 3 subuh. Setiap hari ia berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Meskipun pekerjaan yang dilakoni tak mudah dan penuh tantangan, Yana tidak pernah mengeluh. "Saya tahu ini tidak mudah, namun ini salah satu cara untuk saya bisa memenuhi kebutuhan hidup anak-anak saya," ujar Yana dengan penuh semangat.
Namun, kehidupan sebagai pedagang kecil di pasar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Yana pun memutuskan untuk merantau ke Malaysia, mencari nafkah yang lebih baik sebagai tenaga kerja migran. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, apalagi harus berpisah jauh dari anak-anak yang sangat ia cintai. Tetapi, demi masa depan yang lebih baik bagi mereka, Yana merasa langkah ini harus diambil.
Kesulitan dan Perjuangan di Negeri Orang
Sesampainya di Malaysia, Yana harus beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dari kampung halamannya. Sebagai tenaga kerja migran, Yana bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, tantangan terbesar yang ia hadapi adalah rasa rindu yang mendalam terhadap anak-anak yang jauh di Indonesia.
"Meski jarak memisahkan kami, saya selalu simpan mereka di hati saya. Yang perlu anak-anak saya tahu adalah, saya merindukan mereka dan akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka di sini," kata Yana, mengenang perjuangan beratnya di negeri orang. Meski rindu, ia tidak pernah berhenti berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi masa depan anak-anaknya.
Tantangan Seorang Ibu Tunggal dan Pekerja Migran
Perjuangan Yana tidak hanya terbatas pada pekerjaan di Malaysia. Sebelum merantau, ia harus menghidupi kelima anaknya dengan berjualan nasi uduk dan cabai di pasar. Berdagang cabai, dengan persaingan yang ketat serta cuaca panas yang mempengaruhi daya tahan tubuh, adalah pekerjaan yang sangat menantang. Namun, Yana tidak menyerah, dan dengan tekad yang kuat, ia melanjutkan usahanya.
Selain berjualan nasi uduk dan cabai, Yana juga berjualan makanan Padang di pasar yang berjarak sekitar 2,5 jam dari rumahnya. Perjalanan jauh yang harus ditempuh dengan sepeda motor menambah beban fisik dan emosionalnya. Namun, dengan semangat dan tekad untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, Yana terus berjuang tanpa kenal lelah.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik