Tidak bisa dipungkiri, jarak bukanlah jawaban atas suatu hubungan, terlebih tanpa adanya ikatan. Bukan dia yang salah, bukan juga aku, hanya satu yang sepatutnya bertanggung jawab, "JARAK".
  Entah dimana, dengan siapa, dan sedang apa aku tidak lagi pernah mengetahuinya. Yang kutahu hanya satu, kabar yang kuberikan tidak lagi mendapat balasan hangat. Dingin iya, dingin yang sejalan dengan musim dingin di negeri ini.
  Selalu kucoba untuk kembali, namun balasan yang hanya sekedar "ya", "oh", dan "baik" membuatku mencoba membantingkan stir. Ada asa yang harus dicapai, dan akan kujadikan jalan sebagai pemberi kabar.
  Doa untuk kembali tak pernah berhenti, tetap mengalir, dalam harapan, tanpa kepastian. Yakin bahwa semua yang datang dan menjadi milik ini adalah titipan, maka tak ada alasan untuk menuntut lebih.
  Senyum ini tidak akan hilang, karena rasa syukur akan kehadirannya pada saat itu. Memberikan hidup baru, hingga bisa berada di titik ini. Salam untukmu, yang dirindu tanpa merindu. Telah berlalu, dan tak tahu pada siapa ku kan mengadu.