Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Joki Ilmiah, tapi Hedonisme Instan yang Akut

17 Februari 2023   04:17 Diperbarui: 17 Februari 2023   04:38 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Godaan Iblis kepada Manusia (Sumber: https://www.saifuddinsyadiri.com/)

Bukan Joki Ilmiah, tapi Hedonisme Instan yang Akut

Ungkapan tersebut pernah saya dengar dari salah seorang kolega yang kebetulan dosen senior di salah satu kampus swasta terkenal di negeri ini. Ungkapan tersebut setidaknya membawa dua kata kunci utama, yaitu: Joki dan Hedonisme Instan.

Siapa dan apa Joki itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Joki bermakna orang yang mengerjakan ujian untuk orang lain dengan menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima imbalan uang. Selain itu Joki juga dapat diartikan sebagai penunggang kuda pacuan.  

Sementara itu akhir- akhir ini marak istilah joki ilmiah. Jika joki artinya orang yang menyediakan jasa kepada orang lain untuk mencapai tujuan, berarti joki ilmiah adalah orang atau kelompok orang yang menyediakan jasa, menawarkan jasa, melakukan tindakan membantu orang atau kelompok orang untuk keperluan menulis karya tulis ilmiah untuk kepentingan tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak (penyedia jasa dan pengguna jasa).

Sebagai insan akademik dan ilmiah, perbuatan menjokikan artikel atau karya tulis jenis lainnya kepada orang atau pihak lain tentu merupakan sebuah tindakan tidak etis. Mengapa demikian? Logika sederhananya adalah bahwa setiap dosen bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pendidikan (pembelajaran), penelitian dan pengebdian kepada masyarakat.

Urusan mengajar tentu tidak bisa dijokikan, namun urusan menyusun (menulis) artikel ilmiah mengapa bisa dijokikan? Menurut saya, ada beberapa alasan, yaitu: integritas dan ekspektasi. Dua hal itulah yang menjadi penyebab terjadinya perjokian karya tulis ilmiah. Siapapun yang menjokikan karya tulis ilmiahnya itu dapat diartikan sebagai menggadaikan integritasnya di tangan penyedia jasa joki. Belum lagi, ketika artikel ilmiah dipublikasikan, tentu sama artinya dengan berbohong atas apa yang diklaim sebagai miliknya, padahal itu bukan karyanya. 

Persoalan ekspektasi setiap orang hakikatnya adalah hak asasi setiap individu. Namun, persoalannya apakah boleh memimpikan sesuatu dengan cara yang tidak etis? Jadi, perjokian itu hanya berkelindan diantara dua kata: yaitu integritas dan ekspektasi. Integritas lebih condong pada persoalan moral, namun ekspektasi lebih condong ke persoalan individual. 

Ilustrasi bahwa godaan Iblis itu dengan cara yang profesional (Sumber: https://cakradunia.co/)
Ilustrasi bahwa godaan Iblis itu dengan cara yang profesional (Sumber: https://cakradunia.co/)

Integritas itu Soal Moral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun