"Mau ke mana lo? Minta maaf dulu sama dia!"
Gak lama kemudian, gue mendengar suara Kak Tyco setelah orang tersebut kembali melanjutkan larinya beberapa langkah. Ternyata Kak Tyco gak ninggalin gue, dia masih ada di dekat gue. Gue bangkit dan mencoba berjalan menghampiri Kak Tyco.
"Lo siapa?" tanya orang tersebut yang mungkin kebingungan tiba-tiba ditodong kalimat seperti itu oleh Kak Tyco.
"Gue kakaknya! Minta maaf dulu sama adek gue karna lo udah nabrak dia sampe jatuh kayak gitu!"
"Adek lo aja yang jalannya gak bener,"
"Enggak, gue lihat sendiri lo yang sengaja nabrak dia, padahal dia udah jalan di pinggir,"
Gue yang takut dua lelaki itu berkelahi pun membuka suara, "udah, Kak. Gue gak apa-apa, kok. Lagi juga gue yang salah. Tadi kayaknya gue jalannya kurang di pinggir, deh?"
"Tuh, dengerin apa yang dibilang sama adek lo yang buta ini,"
"Jaga ucapan lo ya,"
"Loh, adek lo emang buta, kan? Kalau buta tuh bawa tongkat, atau gak usah keluar rumah sekalian."
"Kalau lo tahu dia buta, seharusnya lo gak nabrak dia!"