"Iya iya, gue mandi, nih. Tungguin gue,"
"Enggak, gue tinggal! Ya iyalah gue tungguin, emang lo bisa jalan sendirian?"
"Enggak! Hahaha,"
Gue ketawa mendengar jawaban dari Kak Tyco itu yang kemudian ke kamar mandi tanpa menunda-nunda. Gak tahu berapa lama gue mandi dan siap-siap, setelah itu gue langsung menemui Kak Tyco yang sedang menunggu gue buat jogging bersama.
"Ayo, Kak, gue udah siap!" Gue berkata sambil tersenyum lebar pada Kak Tyco yang sedang menunggu gue di ruang tamu. Sebenarnya gue gak tahu di mana posisinya berada, tapi Kak Tyco tahu gue tersenyum buatnya. Hehehe.
"Yo, lo bener-bener buta ya." Kak Tyco menjawab ucapan gue seperti itu. Gue mengernyitkan alis. Maksudnya apa? Gue, kan, emang buta.
"Yang bilang gue bisa melihat siapa? Becanda mulu lo dari tadi,"
"Lo pakai bajunya terbalik, Yo. Kaus kaki juga beda sebelah."
Hah? Gue pakai baju terbalik? Seketika gue langsung meraba pakaian yang menempel di tubuh gue. Astaga. Iya, terbalik. Perasaan tadi gue yakin banget bajunya udah dipakai dengan benar. Kok masih terbalik, sih? Dasar gue.
"Pakai baju aja gak becus, lo. Gue udah pernah bilang, kan, kalau yang ada jahitannya itu buat yang di dalam?" Kak Tyco terus menggerutu sambil membantu membenarkan baju yang gue kenakan. Sementara gue hanya diam selama ia merapikan penampilan gue. Karena ini salah gue, jadi gue gak bisa berucap apapun untuk membela diri.
"Ini juga, tali sepatunya diikat yang betul. Kalau lepas, terus keinjak lo atau yang lain lo bisa jatuh, Yo." setelah baju, Kak Tyco berikutnya membenarkan tali sepatu yang gue pakai. Sebetulnya tadi gue gak ikat, gue langsung pakai aja. Jadi gak tahu itu udah terikat dengan benar atau belum.