Mohon tunggu...
SITI MARIYAM
SITI MARIYAM Mohon Tunggu... Wiraswasta - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

I Love You My Brother (Part 9)

8 Desember 2022   23:48 Diperbarui: 28 Februari 2024   10:18 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keesokkan harinya ibu dan ayah mengajakku ke tempat peristirahatan terakhir kakak. Tangisku kembali pecah ketika sudah sampai di depan makamnya. Aku masih tidak percaya ia ada di antara orang-orang yang tertidur tenang selamanya di dalam tanah sana. Tapi aku tidak bisa memungkirinya, nama kakak tertera di papan yang tertancap di atas tanah itu.

Sambil berderaian air mata, aku menaburkan bunga yang aku, ibu dan ayah bawa di atas tanah makamnya yang masih sangat baru. Aku berharap ini semua hanya mimpi, berharap seseorang membangunkanku dari mimpi burukku ini. Tapi ini bukanlah mimpi, ini nyata jelas terjadi.

Belum lama aku, ibu dan ayah berada di makam kakak, tiba-tiba terlihat ada sekelompok orang yang sedang berjalan sambil membawa bunga mendatangi makam kakak. Aku mengenali orang itu. Mereka yang selalu mengganggu kakak ketika di sekolah, dan mereka yang sudah membuatku kehilangan pengelihatanku.

"Ngapain kalian ke sini?" aku berkata dengan kasar ketika mereka sudah sampai di makam kakak.

"Maafin kakak, Vita. Maafin kita bertiga. Kita khilaf," jawab salah seorang di antara mereka yang meminta maaf atas perbuatan yang sudah diperbuatnya pada kakak.

"Maaf? Kalian bilang maaf? Selama ini kalian ke mana? Kenapa baru sekarang kalian meminta maaf setelah kakakku tiada?" Aku menampik permintaan maaf dari mereka.

Aku masih geram dengan mereka, karena mereka sudah berlaku seperti itu pada kakak, orang yang sangat kusayangi. Siapa sih yang mau melihat kakaknya diperlakukan seperti itu? Semua adik pasti tidak akan mau kakaknya diperlakukan begitu. Ya, aku juga sama.

"Kakak tahu, kamu pasti marah banget sama kita. Kita menyesal Vita, kita nyesal. Maafin kita." ucapan penyesalan akhirnya terucap juga. Namun, untuk apa disesali? Semua tidak bisa terulang lagi, dan tidak bisa membuat kakak hidup kembali.

"Kalian tahu, kan, gimana keadaan kakakku? Sebagai teman kalian seharusnya bisa membantunya, bukan malah menjadikannya sebagai boneka kalian yang bisa kalian mainkan kapan aja, dan bisa kalian perlakukan semau kalian!" Aku meluapkan amarahku yang sudah lama kupendam pada mereka. Sungguh, jika aku bisa menghajar mereka, aku akan melakukan itu.

"Iya, Vita, iya. Kakak tahu perbuatan kita salah, makanya kita mau meminta maaf atas kesalahan kita semua." Lagi dan lagi kata permintaan maaf itu keluar dari mulutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun