Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Gibran Menjenguk Korban Demonstrasi: Empati Beribu Arti

30 Agustus 2025   11:29 Diperbarui: 30 Agustus 2025   11:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Menjenguk Korban demo di RS Pelni (Kompas.com)

Pada Jumat, 29 Agustus 2025, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan mendadak ke para korban luka akibat kerusuhan demo yang terjadi sehari sebelumnya, tepatnya 28 Agustus 2025, di Jakarta. Ia menyambangi dua rumah sakit utama: RS Pelni dan RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), menyapa dan menenangkan para pasien yang didominasi oleh korban bentrokan antara demonstran dan aparat.

Salah satu yang ia temui adalah Umar Amirudin, driver ojek online asal Sukabumi yang luka-luka akibat pengeroyokan aparat; juga menghibur korban lain dengan pesan semangat seperti: "Tidur saja... Istirahat, tidur yang cukup, 3 hari lagi pulang."

Signifikansi Kunjungannya

Langkah sederhana namun penuh makna: saat para pejabat sering terjebak di balik retorika dan orasi, Gibran memilih bertemu langsung dengan rakyat yang menderita. Sikap ini mencerminkan:

Empati nyata: Menyentuh hati korban, bukan sekadar menyuarakan simpati dari podium media.

Tindak lanjut visual: Saat orasi sering dianggap basa-basi, hadir secara langsung memberi kesan nyata dan dekat.

Uji kejujuran niat: Apakah ini sekadar pencitraan publik (publikasi) atau wujud kepedulian autentik? Kunjungan berulang dan bahasa tubuh yang tulus bisa menjadi bukti bahwa perhatian itu bukan sandiwara.

Skeptisisme dan Harapan Publik

Untuk sebagian pihak, ini publikasi politik elit. Namun apabila ini dilakukan secara konsisten dan dengan bahasa tubuh yang tulus, skeptisisme bisa berkurang. Seperti filosofi dari JeanJacques Rousseau, "To be sincere is to be in agreement with one's own soul." Niat yang selaras antara hati dan tindakan akan menumbuhkan kepercayaan.

Karena kaum skeptis kerap menantikan hasil nyata, tidak hanya gestur. Harapan publik adalah, Gibran tidak hanya datang sebentar lalu pamit---melainkan juga menangkap aspirasi demonstran, bekerja sama dengan kementerian atau lembaga, dan mengusulkan solusi konkret terhadap isu-isu seperti kekerasan aparat, beban sosial-ekonomi, atau kenaikan tunjangan wakil rakyat.

Keterbatasan Wewenang, Namun Bukan Hambatan

Secara hukum, jabatan Wakil Presiden memiliki keterbatasan dibanding Presiden. Namun, itu bukan alasan untuk berdiam. Justru:

Berfungsi sebagai inisiator dan mediator: Menjalin dialog, menyampaikan suara korban, memperjuangkan reformasi internal.

Menjadi katalis tindakan konkret: Misalnya, mendorong penyelesaian korban, pembaruan SOP keamanan, atau penguatan pengawasan terhadap aparat.

Mengisi kekosongan kepercayaan publik: Bagi sebagian rakyat, kehadiran dan keprihatinan Gibran bisa menambal retaknya hubungan antara rakyat dan negara.

Menjawab Skeptisisme dan Menunaikan Tugas Konstitusional

Ada dua elemen penting:

1. Menjawab kritik publik: Jika kunjungannya bukan sekadar "lip service", rakyat akan menangkap kejujuran dan perubahan integritas. Obsesi rakyat bukan hanya kepedulian simbolik, melainkan bukti konkrit.

2. Menjawab mandat rakyat: Wakil presiden diemban bersuara atas rakyat. Dengan respon langsung ke korban dan penanganan masalah struktural di belakang layar, Gibran berpeluang memenuhi harapan sebagai wakil rakyat, meski di bawah bayang kewenangan yang terbatas.

Sebelum menutup, izinkan kutipan bijak dari Mahatma Gandhi:

> "The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others."

Kunjungan Gibran---bila dihiasi dengan empati tulus dan diikuti tindakan riil---bisa menjadi contoh bagaimana seorang pemimpin menemukan dirinya bukan lewat maraton pidato, melainkan melalui hadir, mendengar, dan bertindak.***MG

---

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun