Penulis suka menyanyikan lagu ini karena nadanya memang penuh semangat. Arti syairnya belum terlalu dimengerti saat itu, hanya saja penulis tahu bahwa di setiap pemilu, Golkar pasti menang dan Soeharto pasti kembali lagi menjadi Presiden. Yang berganti hanyalah wakilnya.
Masuk Dalam Dunia Pergerakan
Sewaktu SMA sebenarnya kesadaran berpolitik sudah ada, namun rasanya tidak ada yang yang patut dikhawatirkan. Semua terasa sama, karena Presiden nya tetap serupa.Â
Memang lagu - lagu protes dari Iwan Fals digemari dan menjadi koleksi pribadi. Hanya saja kayaknya masih sekedar nge-trend, supaya tidak dikatakan ketinggalan jaman.
Singgungan nyata pada situasi Politik saat itu, adalah pada saat penulis mulai bekerja. Itupun sebenarnya tidak sengaja. Wilayah kerja penulis, saat itu menjadi lahan pelaksanaan program pertama perkebunan besar kelapa sawit di Kalimantan.Â
Kebetulan waktu itu tanah adat milik keluarga turut jadi lahan yang dijadikan sasaran. Melihat cara perusahaan menduduki lahan dengan sewenang - wenang, api perlawanan mulai berkobar. Betapa tidak kebun karet, tembawang atau hutan buah - buahan milik kami turun temurun dan bahkan lahan kuburan turut kena gusur.Â
Caranya pun akal - akalan, di mana pada saat tengah malam lahan yang tidak mau diserahkan dibuldoser dengan kawalan tentara bersenjata lengkap.Â
Gerakan advokasi dengan pendampingan LSM mulai masuk dalam agenda kegiatan. Seolah berlomba dan berkejaran dengan para aparat yang melakukan sosialisasi, atau lebih tepatnya, pembodohan dari kampung ke kampung, kami melakukan diskusi dan penyadaran kepada masyarakat terdampak bahwa mereka harus mempertahankan tanah dari serbuan investor dan pengembang.Â
Teror dan ancaman pun mulai dirasakan. Pernah suatu saat, surat undangan kami kepada masyarakat untuk berdiskusi diketahui oleh aparat dan diserahkan ke Bupati, yang waktu itu adalah seorang tentara aktif.Â
Ya, di masa Orde Baru, hampir semua birokrat daerah, bupati dan gubernur adalah prajurit aktif. Itulah implementasi Dwifungsi ABRI yang memang sedang digalakkan.Â
Surat itu lalu dijadikan bukti bahwa gerakan kami dituduh melawan pemerintah. Dan sang Bupati pun melancarkan ancamannya, karena advokasi kami dianggap mengganggu program pemerintah.