Keteguhan Hati di Tengah Sorotan Dunia Pendidikan
"Ketika dunia mendekat dengan sorotan dan sorak, tetaplah tenang, karena kekuatan sejati bukan pada sorotan, tapi pada keteguhan hati."
Ada saatnya seorang guru maupun siswa berada di bawah sorotan. Sorotan itu bisa berupa pujian ketika meraih prestasi, atau kritik ketika menghadapi kegagalan. Namun, sesungguhnya sorotan bukanlah tujuan utama. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menjaga keteguhan hati agar tetap berada di jalur yang benar, meski banyak mata menilai.
Seorang guru bukan hanya pengajar, melainkan juga teladan. Ki Hadjar Dewantara dengan falsafahnya yang abadi menyampaikan:
"Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."
Namun menjadi teladan bukanlah perkara mudah. Guru kerap dihadapkan pada ekspektasi tinggi. Di satu sisi dituntut mencetak siswa berprestasi, di sisi lain harus menghadapi keterbatasan sarana, kurikulum yang terus berubah, hingga beban administrasi yang sering menyita waktu.
Nadiem Makarim dalam pidato Hari Guru Nasional pernah berkata:
 "Perubahan besar tidak akan pernah dimulai dari atas, selalu dimulai dari guru."
Pesan ini menyadarkan bahwa meski sorotan publik kerap hanya melihat hasil, kekuatan sejati ada pada keteguhan hati para guru dalam mendidik dengan sepenuh jiwa.
Bagi siswa, sorotan datang melalui persaingan akademik maupun non-akademik. Nilai ujian, peringkat kelas, lomba, hingga media sosial, semuanya menjadi "panggung" baru.
