Mohon tunggu...
Mariano Henryan Nembos
Mariano Henryan Nembos Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mariano Henryan Nembos adalah seorang mahasiswa semester pertama prodi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Damai Indonesiaku - Puisi Berantai (Untuk 6 Orang)

3 Februari 2021   11:34 Diperbarui: 3 Februari 2021   11:51 36620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Preman:          

Aku adalah preman yang gagah perkasa

Otot-ototku bagai gunung Himalaya

Tajam mataku bagai pisau para bintara

Tidak ada satu manusia pun

Yang berani menyentuh.....

Pecinta Burung: 

Burung-burungku

Kecil, kerdil nan lucu

Indah nan merdu kicauannya

Ketika fajar terbit di sudut sana  

kuberi mereka.....

Dokter: 

Tabung-tabung infus

Suntikan dan stetoskop

Adalah peralatan yang kujumpai di setiap waktu

Sebab aku adalah seorang.....

Petani:

Tukang kebun adalah aku

Dan aku adalah tukang kebun

Kebun dan aku adalah satu

Sebab di sanalah aku...

Misionaris: 

Mewartakan firman Tuhan

Itulah tugas utamaku

Gunung dan bukit aku lintasi

Lautan dan sungai aku seberangi

Semua itu kulakukan demi...

Preman: 

Memalak dan memeras yang kaya-raya

Menindas mereka yang tiada berdaya

Merampas hak-hak manusia-manusia jenaka

Oh.. siapa gerangan yang berani...

Pecinta Burung: 

Mengelus burung-burungku

Kumandikan dan kujemur satu per satu

Itulah pekerjaanku setiap pukul tujuh  

Sebab aku menyukai...

Dokter: 

Perawat-perawat

Dan para suster

Merekalah tangan kanan kepercayaanku

Mereka dengan setia membantuku untuk...

Petani:

Mencangkul dan menggemburi bumi

Lalu kutaburkan segunduk kotoran sapi

Demi kesuburan kebun

Takkan pernah ku berpaling dari

Misionaris: 

Firman Tuhan

Adalah peganganku

Dan salib adalah makananku

Sebab aku adalah

Pejabat: 

Pendusta masyarakat…. adalah julukanku

Menebar janji demi janji adalah pekerjaanku

Politik identitas kujadikan perisai

Pemuka-pemuka agama berubah menjadi

Preman: 

Penipu, pemeras, penjahat

Demikian orang-orang menyebutku

Pekerjaan kotor kulakukan

Demi menafkahi….

Pecinta Burung: 

Burung-burung kecilku

Kicauan manis nan lucu

Semua orang yang melihatnya terpaku

Betapa memikatnya engkau

Pejabat:

Uang, uang, dan uang

Tiada hari tanpa memikirkanmu

Kertas merah bertaburan

Teriring tangisan sendu  

Dokter:

Sirene ambulans memenuhi ruangan

Panggilan tugas yang wajib kutunaikan

Siang-malam tiada berbeda   

Demi sebuah

Misionaris:

Pewartaan.....

Kuarungi luasnya samudera demi pewartaan

Kuterjangi panjang dan lebarnya bumi

Kuarungi derasnya ombak dan badai...

Atas dasar kehendak.... 

Petani: 

Tikus-tikus berdasi

Mulutmu penuh dengan janji-janji

Kaupermainkan harga-harga hasil tani

Kau bisukan tangisan para buruh tani

Apalah daya daku kaum tak berdasi

Hanya dapat duduk meratapi...

Pecinta Burung: 

Kicau-kicau burung di pagi hari

Sungguh teramat kugemari

Sayang beribu sayang

Tak semua orang menikmati

Selalu ada yang mencibiri

Kicau burung di pagi hari....

Dokter: 

Jauh di sana kota Lawedeski

Tanah kelahiran Frater Ian Jovi

BERSAMA-SAMA:

Cukup sekian dari kami

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun