Disana hanya ada remang dan sepih yang mencekam,
Suara jangkrik tak lagi terdengar,
Langkah kaki seakan pergi bersama malam,
Mengejar cinta yang kian menepih diujung pagar.
Keindahan dunia seakan merana bersama kelam,
Tak mampu menghias wajah sang penggemar,
Dalam remang yang tak mampu bergumam,
Pasrah pada kenyataan yang kian mendesir.
Tanpa suara, penuh syahdu bersama hamparan malam,
Sorotan sepih menusuk dalam raga yang tegar,
Merasuk dalam hati yang kian terpendam,
Akan kedekatanku bersamamu sang pendekar.
Inginku bercumbuh dalam diam,
Menelusuri antara lorong yang terkapar,
Menanti isyarat dari sang pemilik malam,
Akankah kita hanyut dalam sunyi yang kian mekar.
Oleh.Maria Sanci Fena Naklui
    (Mahasiswa STFT Widya Sasana Malang)