Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Zuper Crunch, Sensasinya Membuat Ketagihan!

5 Juni 2017   23:39 Diperbarui: 8 Juni 2017   15:25 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kres….kres….hummmm membayangkan crunchy-nya ayam goreng KFC membuat siapapun ingin lagi dan lagi. Berselimut tepung yang gurih, daging ayam yang umumnya berwarna putih hambar berubah menjadi kuning  keemasan, penuh sensasi rasa di tangan koki KFC. Sayangnya ketika ditanya mengenai bumbunya, para pegawai dengan kompak menggeleng “Kamipun tidak tahu ingredient-nya bu”. Ya iyalah ayam goreng yang telah mendunia seperti KFC pasti punya resep rahasia. Ah dasar saja saya ibu-ibu yang kepo, ingin tahu dapur orang.

Ibu rumah tangga yang hobi memasak pastinya tahu bahwa tidak mudah memasak ayam pedaging/boiler. Terlebih untuk digoreng dalam balutan tepung.  Jika salah mengolah, bisa-bisa daging ayam masih setengah mentah, bau anyir, dan walaupun telah dilumuri bumbu,  rasanya hambar. Yang paling menyedihkan penampilannya tidak kriwil-kriwil cantik seperti produk KFC. Tak heran banyak yang ingin mengintip  dapur KFC, kemudian mencoba menirunya. Baik  dikonsumsi sendiri maupun dijual. Dan seperti diduga, tiruan tak pernah sebagus dan seeenak aslinya. Beberapa ada yang mirip, tapi tidak bisa sama. Masuk kategori KW mungkin ya?

Tak heran gerai KFC selalu penuh antrian. Membuat saya selalu urung mencoba menu barunya: Zuper Krunch. Sejak awal diperkenalkan, tampilan setumpuk roti bun dengan isian potongan ayam goreng yang crunchy,  keju cheddar Zuper Krunch nan tebal dan lelehan mayonaise, sungguh menggoda iman. Glek, membuat saya menelan ludah dalam-dalam. Sayangnya kok tidak pernah tepat waktu, melewati gerai bukan pada waktu makan. Padahal menikmati potongan ayam KFC paling maknyus tatkala masih hangat. Ditemani minuman bersoda dan sekantong besar kentang goreng, duh kenikmatan dunia yang tiada tara.

Hingga akhirnya di minggu pertama bulan Ramadan, rasanya Zuper Krunch melambai-lambai dari gerai terdekat, KFC di jalan Pajajaran Kota Bandung. Sebagai  perintis ayam goreng berbalut tepung di Indonesia, cukup banyak cabang KFC di Kota Bandung. Saya mulai mengenalnya di gerai Dago, menempati bangunan yang sama dengan supermarket Gelael (sekarang Superindo) jalan Dago Bandung. Pernah melihat Ully Sigar Rusadi dan kawan-kawan termasuk adiknya yang cantik,  Paramitha Rusadi sedang menyantap ayam goreng KFC  disana. Sayang sekitar tahun 1980an  belum ada ponsel berkamera. Jika tidak, pastilah foto saya bersama Ully Sigar dan adiknya bersliweran di Instagram. Duh apalagi Instagram, akses internet masuk ke Indonesia baru sekitar tahun 1990-an.

Kala itu daftar menu KFC masih sedikit:  aneka jenis ayam goreng bertepung,  french fries (kentang goreng) dan sup. Jika tidak salah ada 3 jenis sup dan semuanya sangat lekker. Menu bertambah untuk  memenuhi kebutuhan dan selera orang Indonesia yang beragam. Seperti menu sarapan yang terdiri dari bubur ayam, waffle, riser (mirip burrito dengan telur dan potongan ayam goreng yang krispy), untuk makanan berat tidak hanya ayam goreng, juga ada spaghetti dan burger yang sangat khas KFC. Bahkan jika hanya  ingin ngopi-ngopi tersedia aneka minuman dan donat yang nom… nom…nom sangat menggugah selera. Walah kok jadi ngobrol panjang lebar padahal hanya ingin bilang bahwa KFC sekarang sudah mirip palugada  “apa lu mau gua ada”. Cocok untuk semua kebutuhan anggota masyarakat yang kian dinamis.

Ah kembali ke outlet jalan Pajajaran, tempat saya ingin mencicipi Zuper Krunch. Saya beruntung antrian sedang sepi sehingga bisa sejenak mengobrol dengan pegawainya. Dikatakan  “sejenak”  karena tak lama kemudian calon pembeli sudah mulai berdatangan di belakang saya.  Namun lumayan bisa cukup memenuhi rasa penasaran mengapa KFC memberi nama produk barunya dengan Zuper Krunch. “Karena semuanya super bu, roti bunnya tidak hanya besar tapi juga istimewa. Termasuk bumbunya dan daging ayamnya. Super crunchy dan super sedap.”

Jika penjual bilang produknya enak dan super ya sudah seharusnya bukan? Kebetulan tempat saya duduk menunggu pesanan berdekatan dengan  3 orang pengunjung yang sedang asyik menyantap Zuper Krunch. “Hmmm…..enak”, kata perempuan berbaju biru sambil mengintip lapisan burger sementara mulutnya penuh dengan Zuper Krunch. “Enak ya?” katanya lagi sambil menoleh temannya, perempuan cantik berambut ikal mayang. Yang disambut dengan beberapa kali anggukan dan mulut penuh. Mungkin saking enaknya hingga tidak sempat menjawab. Atau justru sedang mencari celah kekurangan untuk dikritik?

Ah, rasanya saya ingin segera pulang dan me-review Zuper Krunch yang semakin nampak lezat tatkala perut kosong. Sayang, waktu masih menunjukkan pukul 16.00 ketika saya tiba di rumah.  Masih lama menuju buka puasa, bahkan sholat dan beres-beres persiapan lainpun tidak membutuhkan waktu 2 jam.

Oh hampir lupa, ada yang ingin saya apresiasi dari KFC yaitu kepeduliannya terhadap lingkungan. Selain pernah menggelar acara bersama anak-anak untuk peduli lingkungan, KFC juga mengkampanyekan #Nostrawmovement  atau menolak  sedotan sekali pakai karena   ternyata sampah sedotan menempati kedudukan kelima dari total sampah lautan.

Kampanye itu tentu saja beresiko tidak disukai konsumen. Hampir sama kasusnya dengan kertas karton yang konsisten digunakan KFC.  Kertas karton memang tidak sekokoh plastik. Namun nampaknya KFC memilih menyayangi bumi dengan pertimbangan karton bekas ayam goreng KFC bisa didaurulang menjadi kertas lagi.

Sedangkan untuk paket ukuran family, KFC menyiapkan wadah besar mirip ember putih dengan gambar Colonel Sandersnya yang terkenal. Dulu, ketika anak-anak masih kecil, saya biasa membeli paket ini karena hitungan per buahnya menjadi lebih murah. Otomatis limbah wadah bekas ayam goreng cukup banyak, sehingga saya punya pot untuk menanam aneka sayuran di pekarangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun