Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Pintar Tidak Takut Omnibus Law!

18 Maret 2020   21:26 Diperbarui: 18 Maret 2020   21:28 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: BPS
sumber: BPS

ICOR merupakan Incremental Capital Output Ratio atau rasio investasi terhadap pertumbuhan ekonomi (output). Suatu negara memiliki ICOR 6 berarti setiap penambahan PDB Rp 1 diperlukan investasi tambahan sebesar Rp 6. Jika suatu negara memiliki ICOR 3 berarti setiap penambahan PDB Rp 1 diperlukan investasi tambahan sebesar Rp 3.

Bisa dilihat bahwa ICOR Indonesia relatif tidak efisen dibanding semua negara ASEAN.

Demikian pula dengan ketenaga kerjaan, harus ada pembenahan. Lapangan kerja harus berkualitas. Sesuai seleksi alam, cuma mereka yang berprestasi yang akan bertahan. Karena pertumbuhan ekonomi hanya bisa terwujud jika ada peningkatan produktivitas kerja.

Husnudzon dan Jangan Mengemis Pekerjaan!

Hubungan pekerja dan pengusaha sebetulnya simbiosis mutualisme, saling membutuhkan. Pemilik usaha tidak dapat menjalankan bisnisnya jika tak memiliki pekerja. Demikian pula sebaliknya.  Namun tentu saja tenaga kerja harus sesuai kompetensinya dengan yang dibutuhkan pengusaha.

Banyak kasus pekerja tidak bisa mengundurkan diri karena kemampuannya  (skill, attitude dan lainnya) dibutuhkan pengusaha. Sehingga pengusaha memilih memberi gaji tinggi pada pekerja dibanding harus merekrut pegawai baru.

Jika bisa memilih, pihak pemerintah pastinya menginginkan upah tenaga kerja setinggi mungkin.  Karena semakin tinggi take home pay  (gaji pokok + tunjangan -- potongan) seorang pekerja, maka semakin banyak pula transaksi  produk dan jasa yang terjadi. Dampaknya, perekonomian  di wilayah tersebut akan meningkat signifikan.

Sebagai ilustrasi,  seseorang yang membawa pulang penghasilan Rp 2 juta setiap bulan. Dia harus memenuhi biaya makan 30 x Rp 40.000 atau Rp 1.200.000.

Dikurangi biaya kost Rp 450.000 dan Rp 200.000 untuk kebutuhan perawatan tubuh standar (sabun, pasta gigi dll), maka hanya akan tersisa Rp 150.000. Uang sekian mana cukup untuk hang out? Terlebih untuk membayar biaya kesehatan, asuransi dan investasi.

Beda halnya jika sang pekerja memiliki take home pay Rp 4 juta. Maka dia akan sering jajan, berwisata, dan tak pernah terlambat membayar iuran BPJS.  Sehingga pemerintah tidak harus menanggung biaya kesehatannya. Kawasan tempat tinggal sang pekerja juga akan tumbuh perekonomiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun