Mohon tunggu...
Maria Cecilia Gritce Widjaja
Maria Cecilia Gritce Widjaja Mohon Tunggu... Dokter - dokter umum

Membahas seputar masalah kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masih Prediabetes, Apa Perlu Minum Obat?

21 Juni 2022   15:08 Diperbarui: 22 Juni 2022   09:40 6441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prediebetes bisa bergejala ringan, salah satunya adalah kebas atau mati rasa di area kaki (FREEPIK/XB100) 

Orang yang sudah didiagnosa dengan Diabetes Melitus (DM) tentunya sudah wajib minum obat. Pertanyaannya, "kalau masih prediabetes, apa perlu minum obat, dok? Kan belum diabetes, dok."  

Pertanyaan ini cukup sering ditanyakan di tempat praktik sehari-hari dan mari kita bahas di sini, ya. Sebelumnya kita ketahui dulu definisi dari prediabetes itu sendiri. 

Prediabetes adalah kondisi di mana glukosa darah atau pada pengukuran HbA1c berada di atas nilai normal, tetapi belum dapat dikatakan diabetes. 

Tentunya untuk mengetahui seseorang diabetes atau prediabetes perlu diketahui nilai normal dari HbA1c, gula darah puasa (GDP), dan gula darah 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral (GD 2 jam setelah TTGO).

Untuk membantu memahaminya, HbA1c itu merupakan pemeriksaan darah yang menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah seseorang dalam tiga bulan terakhir. 

GDP diperiksa setelah pasien puasa makan selama 10-12 jam, biasanya puasa dari malam sebelum tidur lalu keesokan paginya diperiksakan gula darah puasanya. 

Sedangkan,  GD 2 jam setelah TTGO itu seseorang akan diberikan sebanyak 75 gram gula pasir ditambah 250 ml air (habis dalam 5 menit) lalu pasien dipuaskan hingga 2 jam kemudian diperiksa gula darahnya.

Nilai normal, prediabetes, dan diabetes

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Jadi apakah perlu obat DM buat yang prediabetes?

Jawabannya perlu, karena menurut penelitian, kondisi prediabetes akan menjadi diabetes dalam 3-5 tahun yang akan datang. 

Pertanyaan yang muncul kembali, "Memang tidak bisa dok dengan mengubah gaya hidup, perbanyak olahraga dan diet saja?" 

Sebenarnya mungkin bisa saja, akan tetapi modifikasi gaya hidup saja ternyata tidak cukup mampu untuk mencegah perkembangan progesivitas dari prediabetes menjadi diabetes. Sehingga, diperlukan obat-obatan untuk memulai terapi prediabetesnya supaya tidak berkembang menjadi diabetes.

Apa sih bahaya diabetes itu?

Diabetes dapat memberikan komplikasi berupa gangguan di pembuluh darah besar maupun kecil. Pada pembuluh darah besar yang sering terjadi adalah masalah pada jantung, stroke dan pembuluh darah tepi. Sedangkan, pada pembuluh darah kecil dapat terjadi gangguan pada saraf mata, kerusakan saraf tubuh, dan kelainan ginjal.  

Begitu banyak organ yang berdampak buruk apabila seseorang memiliki penyakit diabetes. Tentunya kita semua menginginkan tubuh yang sehat, namun diabetes dapat mengenai siapa saja, terutama mereka yang memiliki faktor-faktor risiko menjadi diabetes.

Ayo, kenali faktor-faktor apa saja yang menjadikan seseorang bisa mengalami diabetes!

Terdapat 2 faktor risiko diabetes:

Pertama, faktor risiko yang memang tidak dapat dimodifikasi seperti:

  • Genetik
  • Pertambahan usia
  • Kehamilan

Tak dipungkiri, diabetes memang dapat diturunkan dari orangtua, sehingga apabila orangtua dengan riwayat diabetes maka kemungkinan anaknya untuk memiliki diabetes lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki keturunan diabetes. 

Usia yang bertambah juga meningkatkan risiko diabetes, terlebih bagi mereka yang tidak seimbang antara asupan dan pengeluaran energi. 

Kondisi wanita yang sedang hamil juga terkadang membuat munculnya diabetes di kehamilannya sehingga dapat berpengaruh bagi ibu dan bayinya.

Namun, biasanya gula darah akan kembali normal setelah melahirkan. Hal ini tetap harus menjadi perhatian karena akan meningkatkan risiko menjadi diabetes di kemudian hari.

Kedua, adalah faktor risiko yang sebenarnya dapat dimodifikasi seperti:

  • Obesitas
  • Aktivitas fisik 
  • Nutrisi
  • Merokok

Pada kondisi prediabetes, sering kali terjadi pada mereka dengan obesitas. Apabila tidak dimulai untuk menurunkan berat badan maka akan mudah menjadi diabetes. Aktivitas yang kurang juga memberikan kontribusi untuk munculnya berbagai penyakit. 

Nutrisi juga memegang peranan penting, dengan asupan kalori yang tinggi, diet rendah serat, gula dan lemak yang tinggi akan meningkatkan risiko diabetes. 

Penderita prediabetes juga disarankan untuk berhenti merokok, karena merokok juga dapat memperburuk resistensi insulin. 

Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh organ pankreas.  Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan gula darah. Apabila insulin mengalami resistensi maka gula darah pun akan meningkat hingga mencetuskan diabetes.

Setelah kita mengetahui faktor-faktor risiko tersebut, terutama faktor risiko yang dapat dimodifikasi, ayo sekarang diterapkan hidup sehatmu, jangan tunggu hingga diabetes.

Ingat, faktor risiko seseorang dengan prediabetes dan yang sudah diabetes sama loh untuk kejadian penyakit stroke, jantung, ginjal dan mata di kemudian harinya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun