Sehingga yang ada adalah perlawan prinsip dengan prinsip, identitas dengan identitas.
Benarlah Kebenaran ini bahwa, "..Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi...melawan..dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."*
Bagaimana kita di tengah ironi yang demikian?, disaat pemikiran-filsafat dunia yang memberikan akhir yang hampa dan tidak mampu menjawab kompleksitas demikian.
Maka, kita perlu dengan yakin dan sungguh serius menegakkan keyakinan, identitas, arah, kualitas, bobot hidup kita dalam berpijak pada 'JALAN', 'KEBENARAN' dan 'HIDUP' itu, dengan niat memuliakan Sang Ilahi.
Atas disrupsi yang ada, identitas perlu dibaharui-restorasi dan pembaharuan akal budi untuk menjadi saksi bagi dunia. Kita yang hilang arah, mari kembali kepada 'JALAN' itu; kita yang tidak merdeka, mari datang kepada 'KEBENARAN' itu, hanya 'KEBENARAN' akan memerdekakan mu ('Truth will set you free'); dan kita yang mengalami kematian identitas, kekosongan, mari kembali kepada 'HIDUP' itu.
Kamu masi berdiam saja dan hidup dalam kekosongan, kematian dalam hidup, kehilangan jalan?
Mari bertekad yang sama dengan sungguh dan serius, menengguk dari sumber air yang hidup dan berdiri tegak di atas batu yang hidup dan yang tak tergoyahkan (itu). Memandang masa depan dengan tajam, penuh harapan dan menaklukkan zaman tersebut.