Di kawasan permukiman sekitar PLTU, warga bahkan sudah terbiasa menyapu debu hitam setiap pagi. "Kalau begini terus, bukan tidak mungkin warga akan protes langsung ke PLTU Suralaya Unit 9-10," ujar Irsyad.
Kasus ini membuka kembali perdebatan lama, sejauh mana industri energi batubara memperhitungkan aspek kesehatan publik? Sementara dunia bergerak menuju energi bersih, masyarakat kecil di sekitar Suralaya masih harus menanggung biaya sosial dari listrik murah yang dinikmati jutaan orang.
PLTU Suralaya Unit 9-10 semestinya bukan hanya memasok listrik, tapi juga memastikan hak dasar warga untuk hidup di lingkungan yang sehat. Debu halus yang beterbangan ke rumah-rumah itu adalah alarm keras, bahwa pembangunan tanpa perlindungan manusia di sekitarnya adalah pembangunan yang timpang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI