Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad)
Hadis ini menegaskan bahwa nilai seseorang bukan pada jabatannya, tetapi pada sejauh mana ia memberi manfaat. Gaji berhenti nilainya di dunia. Penghargaan dan medali bisa berkarat di lemari. Tetapi manfaat yang diberikan kepada orang lain, bila diniatkan karena Allah, akan terus mengalir sebagai pahala jariyah bahkan setelah kita meninggal dunia.
Pelayanan yang Membebaskan
Mengapa pelayanan ruhiyah penting? Karena ia membebaskan kita dari jebakan duniawi. Ketika pelayanan hanya berorientasi materi, kita mudah kecewa jika imbalan tidak sesuai. Ketika pelayanan hanya mengejar pujian, kita bisa patah hati saat kritik datang. Tapi ketika pelayanan diniatkan sebagai ibadah, kita tidak peduli apakah dipuji atau dicaci, digaji besar atau kecil. Kita hanya peduli bahwa Allah meridhai.
Penutup
Public service memang identik dengan profesi bergaji. Tetapi Islam mengajarkan kita untuk naik kelas: menjadikan pelayanan publik sebagai ibadah. Inilah khidmah lillāh—pelayanan karena Allah.
Maka, janganlah kita memandang pelayanan hanya sebatas gaji dan penghargaan. Lihatlah ia sebagai ladang pahala. Dengan begitu, setiap guru, dokter, perawat, petugas kebersihan, atau pegawai pemerintahan bukan hanya abdi negara, tetapi juga abdi Allah yang sedang menanam pahala jariyah untuk akhirat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI