Akuntabilitas Amal
Islam menekankan akuntabilitas dalam setiap perbuatan. Allah berfirman:
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra: 36)
Dan Allah menutup firman-Nya dalam QS. Az-Zalzalah ayat 7–8 dengan tegas:
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihatnya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihatnya.”
Setiap rupiah yang dikorupsi, setiap akad ribawi yang dipaksakan dalam ibadah, akan menjadi saksi di hadapan Allah. Amal besar seperti haji pun bisa tercemar karenanya.
Ironi Umat Hari Ini
Ironinya, Quraisy jahiliyah saja masih punya urat malu untuk memasukkan harta haram dalam membangun Ka’bah. Sementara umat Islam hari ini justru berani mengorupsi dana haji dan menggiring jamaah pada jeratan talangan ribawi.
Bukankah ini menodai ibadah yang mestinya menjadi puncak kesucian seorang muslim? Bukankah Allah lebih pantas kita takuti daripada dunia yang fana?
Penutup
Kita perlu bertanya dengan jujur pada diri sendiri: apakah amal kita sudah “ahsanu ‘amala” sebagaimana dimaksud Allah? Apakah ikhlas kita sudah murni, amal kita sudah benar, dan harta kita sudah halal?