Jika kita menyebut “Palestina” hari ini, yang terbayang sering kali adalah gambar bentrokan di jalanan, suara peluru, dan blokade yang mencekik rakyatnya. Namun, sejarah mencatat bahwa perjuangan membebaskan Palestina tidak selalu diwarnai moncong senapan. Ada masanya ulama memilih pena, mimbar, dan pikiran sebagai senjata utamanya.
Salah satu tokoh besar di jalur ini adalah Syaikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani (1849–1932 M). Beliau lahir di desa Ijzim, Palestina, ketika tanah kelahirannya masih berada di bawah naungan Kekhalifahan Utsmaniyah. Di masa itu, tekanan kolonial Eropa mulai terasa. Sementara banyak orang mengira penjajahan hanya soal militer, Syaikh Yusuf sudah melihat ancaman yang lebih halus: penjajahan pikiran. Baginya, jika pikiran umat sudah lepas dari aqidah Islam, pembebasan fisik hanyalah fatamorgana.
Ilmu dari Palestina untuk Dunia Islam
Sejak kecil, Yusuf an-Nabhani dikenal cerdas dan haus ilmu. Ia menghafal Al-Qur’an di usia muda, lalu melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, Mesir. Di sana ia berguru kepada ulama besar seperti Syaikh Ibrahim al-Bajuri dan Syaikh Muhammad al-Mahdi al-Abbasi.
Sekembalinya dari Al-Azhar, beliau diangkat menjadi qadhi (hakim syar’i) di Beirut dan Istanbul. Dari kursi kehakiman itulah beliau menyaksikan langsung bagaimana kebijakan Barat mulai mengikis syariat Islam secara halus, lewat undang-undang dan pendidikan. Inilah yang membuatnya yakin bahwa penjajahan pikiran lebih berbahaya daripada penjajahan tanah—karena bisa membuat umat rela dijajah tanpa merasa terancam.
Melawan Sekularisme dengan Pena
Akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, dunia Islam diserbu ide-ide sekularisme dan nasionalisme. Syaikh Yusuf tak tinggal diam. Ia menulis sekitar 75 kitab yang membentengi aqidah umat, di antaranya:
Hujjatullah ‘ala al-‘Alamin – penegasan bahwa syariat adalah solusi bagi umat.
Shawariq al-Anwar al-Muhammadiyyah – akhlak Nabi ﷺ sebagai teladan.
-
Jami’ Karamat al-Awliya’ – kisah para wali yang menguatkan iman.
Sa’adat ad-Darayn – tentang shalawat dan keutamaan mencintai Rasulullah ﷺ.