Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Yusuf An-Nabhani: Senjata Pemikiran untuk Membebaskan Palestina

13 Agustus 2025   14:30 Diperbarui: 21 Agustus 2025   04:18 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
majelisalmunawwarah.blogspot.com

Jika kita menyebut “Palestina” hari ini, yang terbayang sering kali adalah gambar bentrokan di jalanan, suara peluru, dan blokade yang mencekik rakyatnya. Namun, sejarah mencatat bahwa perjuangan membebaskan Palestina tidak selalu diwarnai moncong senapan. Ada masanya ulama memilih pena, mimbar, dan pikiran sebagai senjata utamanya.

Salah satu tokoh besar di jalur ini adalah Syaikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani (1849–1932 M). Beliau lahir di desa Ijzim, Palestina, ketika tanah kelahirannya masih berada di bawah naungan Kekhalifahan Utsmaniyah. Di masa itu, tekanan kolonial Eropa mulai terasa. Sementara banyak orang mengira penjajahan hanya soal militer, Syaikh Yusuf sudah melihat ancaman yang lebih halus: penjajahan pikiran. Baginya, jika pikiran umat sudah lepas dari aqidah Islam, pembebasan fisik hanyalah fatamorgana.

Ilmu dari Palestina untuk Dunia Islam

Sejak kecil, Yusuf an-Nabhani dikenal cerdas dan haus ilmu. Ia menghafal Al-Qur’an di usia muda, lalu melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, Mesir. Di sana ia berguru kepada ulama besar seperti Syaikh Ibrahim al-Bajuri dan Syaikh Muhammad al-Mahdi al-Abbasi.

Sekembalinya dari Al-Azhar, beliau diangkat menjadi qadhi (hakim syar’i) di Beirut dan Istanbul. Dari kursi kehakiman itulah beliau menyaksikan langsung bagaimana kebijakan Barat mulai mengikis syariat Islam secara halus, lewat undang-undang dan pendidikan. Inilah yang membuatnya yakin bahwa penjajahan pikiran lebih berbahaya daripada penjajahan tanah—karena bisa membuat umat rela dijajah tanpa merasa terancam.

Melawan Sekularisme dengan Pena

Akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, dunia Islam diserbu ide-ide sekularisme dan nasionalisme. Syaikh Yusuf tak tinggal diam. Ia menulis sekitar 75 kitab yang membentengi aqidah umat, di antaranya:

  • Hujjatullah ‘ala al-‘Alamin – penegasan bahwa syariat adalah solusi bagi umat.

  • Shawariq al-Anwar al-Muhammadiyyah – akhlak Nabi ﷺ sebagai teladan.

  • Jami’ Karamat al-Awliya’ – kisah para wali yang menguatkan iman.

  • Sa’adat ad-Darayn – tentang shalawat dan keutamaan mencintai Rasulullah ﷺ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun