Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kawin Gantung

12 November 2018   13:56 Diperbarui: 14 November 2018   10:18 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibuku sedikit memprotes permintaan Ayahku yang seakan menerima begitu saja keinginan keluarga H. Dasuki.  

"Ibu, ini hanya kawin gantung Bu. Setelah acara perkawinan ini, anak kita masih bersama kita dan anak mereka masih dengan mereka. Mereka belum boleh campur," kata Ayah memberikan penjelasan.

"Apa Ayah bisa menjamin Jang Darmin yang sudah sekoleh SMP itu tahan tidak berhubungan badan dengan Fitri?" tanya Ibu mengkhawatirkanku.

"Iya kita jaga bersama-sama, Fitri, anak kita," kata Ayah mengelak halus dengan menggunakan kata "Kita". Seakan beban akan ditanggung bersama.

"Lagian Bu, kapan lagi kita bisa mendapatkan mantu yang seperti Jang Darmin anak H. Dasuki yang kaya dan terpandang di kampung kita itu. Ini juga untuk kebahagiaan anak kita juga." Kata Ayah memberikan argumentasi.

"Bukankah kekayaan kita sudah lebih dari cukup hanya untuk menghidupi dua anak kita?" kata Ibu masih tetap tidak setuju dengan rencana perkawinanku ini.  

"Percayaah Bu. Ini semua untuk kebaikan Fitri, Anak kita." Ayah melanjutkan dengan memberi segenggam keyakinan kepada Istrinya.     

Akhirnya Ibu pun diam, tidak memberikan komentar lagi.

***

Pagi itu kedua keluarga sudah berkumpul. Aku sudah duduk berdampingan dengan Kang Darmin. Ayah Ibuku duduk dekatku. H. Dasuki dan istrinya duduk di samping Kang Darmin. Kiai sudah datang, siap mengawinkan kami.     

Perkawinan pun dilaksanakan. Kang Darmin mengucapkan akad nikah seperti dalam pernikahan lazimnya. Hanya saja, dalam perkawinan ini tidak ada buku nikah. Yang ada hanya catatan dari Kiai bahwa kami sudah menikah. Perkawinan pun usai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun