Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Senja dari Kekasih

18 Oktober 2018   09:49 Diperbarui: 18 Oktober 2018   13:28 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari hari kemudian, Davina hanya mengurung diri di kamarnya. Ia tak berselera pergi ke kampus. Makan pun ia lewatkan. Semakin hari berat badanya turun drastis. Kondisi ini membuat Ibunya, Ayahnya dan adiknya sangat khawatir. Ini membuat Ibunya meraa bersalah dan sadar apa yang sudah dilakukannya telah membuat anaknya menderita.

"Ma'afkan Ibu, Vin. Ibu telah membuat kesalahan." Ibunya memasuki kamar Vina dan memeluk anak perempuannya itu. Vina pun memeluk Ibunya. Air matanya deras menetes bagai embun pagi di daun talas.  "Bagi Ibu senja itu tidak begitu penting tapi bagi kamu mungkin itu sangat berarti. Ma'afkan Ibu Nak." Kata Ibunya sambil mengeratkan pelukannya.

"Ibu punya ide, jika Vina membolehkan, sebagai permintaan ma'af, Ibu akan telpon Nak Sena untuk mengirimkan lagi sepotong senja untukmu." Kata Ibunya dengan wajah berharap seperti wajah Ibu yang mengharap mendapatkan arisan.

Davina hanya tersenyun tipis dan mengangguk. Meskipun ia sadar tak mudah bagi Sena untuk mendapatkan lagi sepotong senja itu. Ibunya pun segera mengambil handphone dan menelepon Sena, pacar Vina.

"Baik Bu, saya akan usahakan. Mungkin akan butuh beberapa hari untuk sampai ke rumah." Kata Sena. Ia sadar untuk mendapatkan sepotong senja itu tidak mudah. Memerlukan perjuangan yang sangat berat. Tapi demi pacarnya, ia akan lakukan itu.

"Kondisi Vinanya gimana Bu?"


"Dia sudah mulai membaik. Dia sudah mulai mau makan."

"Salam buat Vina, Bu"

"Baik, Nak Sena."  Pembicaraan pun selesai. Telepon ditutup.

Vina sudah nampak sehat. Ia sudah mulai kuliah lagi. Tapi paket sepotong senja itu belum juga tiba. Setiap pagi, setiap siang dan setiap sore Vina menanti paket senja itu. Tapi sampai lehernya terasa kaku paket itu belum juga tiba. Mungkin Sena kesulitan memotong senja, karena di setiap titik untuk melihat senja banyak polisi yang berjaga-jaga.()  

Jakarta, 9 Oktober 2018            

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun