PANIK KALA VAKSIN
Oleh Maryati
Yang kurasakan antara iya dan tidak. Melihat orang lain dengan mudahnya di Vaksin. Akhirnya, aku memberanikan diri agar bisa di Vaksin juga.
Namun, sebelumnya selalu gagal pergi vaksin. Pusinglah, menceretlah, muntahlah dan tak bisa tidur malam. Sehingga paginya badan terasa lemes. Sehingga berkali-kali jadwal Vaksin ditunda. Padahal lokasinya dekat rumah.
Suatu hari badanku memang betul-betul fit dan pagi itu langsung datang ke tempat adanya Vaksinasi. Walau sangat jauh dari tempat tinggalku. Kutetap mendatanginya. Alasan aku di Vaksin karena kondisi badan lagi fit dan juga mau mengajar les lagi di rumah.
Antri dengan nomor 1500an, sangat melelahkan. Bau WC umum berjalan, tak aku hiraukan. Untungnya dapat kawan baru, sehingga bisa mengobrol dan bertukar pikiran  masalah kesehatan yang dialami masing-masing.
Sepuluh nomor lagi giliranku di Vaksin, tapi badanku terasa dingin. Aku berusaha menghangatkannya dengan berjalan-jalan. Menenangkan detak jantungku dengan mendengarkan bacaan Selawat di HP.
Tensiku meledak hingga 190. Aku berusaha untuk rileks. Berdoa dan mengamati pemandangan yang indah, tepat di depan mataku. Alhamdulillah turun menjadi 130. Dengan satu pertanyaan dari tim medis yaitu tentang tensi lalu aku di Vaksin Sinovac kesatu tanggal 19-09-2021.
Batam, 24-12-2021