Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 4 orang anak

Optimis, setia dan menebar kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mumun di Gondol Wewe Gembel

5 Maret 2021   10:53 Diperbarui: 5 Maret 2021   11:10 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak menyia-nyiakan kesempatan lagi, mereka langsung memutuskan untuk mencari Mumun ke bukit "Holly Word" depan Blok Q25. Sekitar 15 orang beriringan mencari Mumun sambil membawa obor dan memukul-mukul  wajan, panci, dan peralatan masak lainnya. Diharapkan, tetabuhan itu akan menarik wewe gembel berjoget-joget dan melepaskan Mumun dari impitan payudaranya yang panjang.

Tiba-tiba Mimin melihat sandal yang dipakai Mumun tergeletak di tengah-tengah hutan.

"Loh, ini kan sandal Mumun? Pasti dia ada di sekitar sini!" kata Mimin dengan yakin.

Semua langsung terdiam dan tidak membunyikan tetabuhan lagi. Obor pun dimatikan, lalu kembali berusaha mencari Mumun. Setengah jam berlalu tapi Mumun masih belum ditemukan. Akhirnya, warga menyalakan kembali obor dan menabuh peralatan dapur.

Saat menengadah ke atas, mereka melihat Mumun duduk di atas pohon besar dengan wajah pucat. Ia tak mampu bicara dan baju yang dipakai sudah diganti dengan kain kumal, sekujur tubuhnya menempel lumpur kering. Dengan sigap salah satu dari mereka naik ke atas pohon dan membawa Mumun turun.

"Syukur Alhamdulillah ya Allah," kata orang tuanya Mumun sambil menciumi dan menggendong Mumun menuju rumah. Semua orang ikut lega dan tersenyum gembira.

Mumun masih syok dan diam seribu bahasa dengan wajah pucat. Setelah diobati oleh Pak Ustaz, pelan-pelan dia pun mulai sadar. Ia lantas bercerita bahwa sewaktu turun dari tangga lantai dua, ia mendengar ada suara orang memanggilnya. Ia mengira itu suara ibunya. Karena penasaran, Mumun mendekati asal suara tersebut.

Dari balik arah menuju tangga satu, kebetulan sepi banget, terlihat sosok wanita cantik sedang melambaikan tangannya. Mumun mendekatinya dan saat itulah ia dibawa terbang menuju ke atas pohon yang paling tinggi. Wanita itu memeluk seolah tak mau dipisahkan. Ia tak menyakiti Mumun sedikit pun. Justru memberinya aneka makanan dan menawarkan minuman dari payudaranya.

Saat itu, Mumun ketakutan setengah mati, apalagi melihat payudara wanita itu yang panjang menjuntai. Si Mumun menolak dan berteriak minta tolong, tapi sepertinya tak ada orang yang mendengar hingga akhirnya ditemukan warga di atas pohon besar.

Untunglah si Mimin gak mau memakan atau minum tawaran wewe gembel itu. Menurut Pak Ustaz dan tetangganya Mumun, makanan yang ditawarkan itu adalah kotoran manusia, yang dalam penglihatan manusia seolah-olah makanan yang lezat yang paling ia sukai. Jika tadi Mimin menerima tawarannya, dapat dipastikan anak akan menjadi bisu. Hal ini agar ia tak menceritakan apa yang dialaminya pada orang lain.

Oleh Maryati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun