Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mempersiapkan Perjalanan Darat Bersama Keluarga

7 November 2021   19:00 Diperbarui: 20 November 2021   02:46 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan yang matang sangat diperlukan sebelum memulai perjalanan darat bersama keluarga. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Perjalanan darat sangat menyenangkan. Ingat film Kulari Ke Pantai? Asyik dan menyenangkan ya, perjalanan darat mengeksplor keindahan Indonesia?

Saya pun menyukai perjalanan darat bersama keluarga. Baik untuk kepentingan pulang kampung ataupun liburan dan wisata keluarga bersama anak-anak.

Apalagi sekarang sudah ada tol trans-Jawa, wah makin mantap untuk jalan-jalan. Karena sering melakukan perjalanan darat dengan mobil pribadi, kami lumayan terlatih mempersiapkan segala hal. Tujuannya demi kenyamanan dan keselamatan.

Berikut adalah cara kami mempersiapkan perjalanan darat supaya keselamatan berkendara tetap terjaga. Semua saya tulis berdasar pengalaman saja.

1. Servis mobil

Sebelum melakukan perjalanan darat, suami selalu membawa mobil ke bengkel untuk servis lebih dulu. Bagi kami, ini hal yang wajib dan tidak bisa ditawar untuk memastikan mobil dalam kondisi layak jalan dan prima. Dalam arti tak ada mesin atau part yang bermasalah.

Kelancaran perjalanan juga ditentukan oleh kondisi mobil. Jangan sampai di tengah jalan ternyata ada masalah ini dan itu. Kenikmatan perjalanan tentu akan terganggu.

Mempersiapkan perjalanan darat bersama keluarga (Foto : pixabay.com)
Mempersiapkan perjalanan darat bersama keluarga (Foto : pixabay.com)

Bukankah beberapa kasus kecelakaan mobil disebabkan oleh kondisi mobil? Misalnya saja, as patah, ban gundul, stir tidak stabil, kampas rem tipis/blong, dan seterusnya.

Lalu bagaimana jika ada keperluan mendadak? Biasanya kami lihat kapan terakhir servis mobil. Jika belum lama dan saat servis sebelumnya tak ada masalah signifikan, kami akan jalan.

2. Cek kondisi ban

Banyak kejadian di jalan disebabkan oleh masalah ban. Contohnya, ban pecah, ban kempes, atau ban kurang angin. Karena itulah, suami selalu mampir ke SPBU untuk cek kondisi ban, tekanan, dan isi nitrogen. Di mobil kami juga sedia alat cek tekanan ban. Jadi, sewaktu-waktu curiga ada masalah dengan ban bisa cek tekanan.

3. Pilih waktu yang sesuai

Suami saya lebih suka mengemudi mobil di saat hari terang, pagi hingga sore. Katanya mengemudi malam hari itu butuh konsentrasi tinggi dan melelahkan. Pastinya beda-beda orang. Ada juga yang lebih menyukai pada malam hari.

Inilah pentingnya memilih waktu yang sesuai. Jadi, biasanya kami memilih jalan pagi hari. Malam sebelumnya harus cukup tidur supaya suami tidak mengantuk saat mengemudikan mobil.

4. Hindari makan penuh

Ini tip dari suami juga. Supaya tidak mengantuk, maka hindari makan banyak, tinggi karbohidrat, dan atau gorengan. Katanya mengemudi dengan perut kenyang akan lebih mudah ngantuk. Sebagai gantinya, biasanya saya siapkan buah dan minuman.

5. Siapkan camilan di mobil

Jika camilan "pak sopir" adalah buah, maka untuk anak-anak dan ibunya camilan bisa apa saja. Cemilan bagi ibu-ibu itu penting untuk membuat "melek". Penting loh untuk teman ngobrol suami. Kalau suasana senyap atau malah tidur, bisa-bisa "pak sopir" ikut ngantuk. Hehehe

6. Mampir di rest area

Untuk perjalanan jauh, kami sering mampir ke rest area pada pertengahan perjalanan. Tujuannya, bisa untuk keperluan ke toilet, makan, ataupun cuma istirahat dan meregangkan otot.

Beberapa rest area didesain unik, lumayan juga untuk cuci mata sebentar. Ada rest area KM 260 di daerah Brebes yang merupakan bekas pabrik gula. Atau di rest area KM 678 Jombang dengan desain modern dan instagram-abel.

Rest area KM 260 Brebes arah Jakarta. Rest area yang menyulap pabrik gula terbengkelai (Foto : dokpri MomAbel)
Rest area KM 260 Brebes arah Jakarta. Rest area yang menyulap pabrik gula terbengkelai (Foto : dokpri MomAbel)
7. Hindari mental balap dan tak mau kalah

Mengemudikan kendaraan di jalan tol itu enak dan tanpa hambatan. Tapi di sinilah kadang orang bermain api dengan mental balap. Di jalan biasa saja seperti itu apalagi di tol. Padahal kalau dipikir, mobil di tol melaju dengan kecepatan tinggi. Pastinya akan lebih fatal.

Di jalan tol, seringkali ada yang tak mau didahului tapi jalannya lambat. Ada yang maunya cepat kemudian zig-zag sana-sini.

Beberapa kali saya amati, ada yang tak mau kalah sehingga saling balap dan saling kejar. Pastinya ini membahayakan bagi orang lain karena akan main potong sana-sini. Karena itu, sudah sebaiknya mengontrol emosi bahwa keselamatan paling utama.

Di samping itu, sebaiknya saat mengemudi kita juga "tahu diri" dengan kemampuan mobil. Kasarnya, jika mobil 1500 cc ya jangan berlagak jago mengejar yang 2500 cc. 

Juga pabrikan mobil mempengaruhi performa mesin. Mungkin seseorang jago mengendarai mobil dengan manuver-manuver, tapi yang namanya merk dan kapasitas mesin mobil tetap berpengaruh. Ya kali mobil sejuta umat mampu mengejar range rover. Hehehe

Jembatan Suramadu. Kenangan perjalanan darat kami tahun 2019 (Foto : dokpri MomAbel)
Jembatan Suramadu. Kenangan perjalanan darat kami tahun 2019 (Foto : dokpri MomAbel)
8. Istirahat jika mengantuk

Mengantuk adalah salah satu hal yang sering dialami pengemudi. Biasanya saya ajak ngobrol suami, nyemil buah, atau mendengarkan musik.

Akan tetapi, adakalanya suami mengantuk tidak tertahankan. Sebisa mungkin mampir di rest area. Namun jika tidak memungkinkan, mampir dimana saja untuk tidur.

Pernah suatu kali mudik dengan macet parah. Akhirnya kami memutuskan parkir di pom bensin untuk tidur sampai pagi. Setelah cuci muka dan badan lumayan segar, kami melanjutkan lagi.

Mungkin terlihat sepele, tapi mengantuk sangat membahayakan. Untuk perjalanan jauh, sebaiknya tak usah bermain target waktu tempuh dan kecepatan mobil. Keselamatan keluarga jauh lebih penting.

9. Berdoa

Suatu hari kami pulang kampung. Sudah hampir sampai kota Semarang, tiba-tiba mobil di depan kami mengerem mendadak. Entah karena apa.

Padahal kami di jalur cepat. Seketika juga mau tak mau suami ikut mengerem mendadak. Kalau tidak, mobil kami akan menabrak mobil yang di depan.

Rasanya saya sudah pasrah. Namun, Sttttt... mobil kami berhasil berhenti sempurna tepat di belakang mobil depan tanpa menabrak. Jantung sudah berdegup tak karuan.

Bagaimana dengan mobil belakang kami? Dia pun mengerem mendadak dan berhasil meskipun agak ngepot ke kiri (entah apa istilahnya). 

Dari kaca spion, kami lihat mobil baru. Duh, nggak kebayang kalau mobil belakang kami ini mobil yang jarang diservis atau rem tidak pakem. Entah apa jadinya!

Dari situ, kami berpikir bahwa saat hati-hati saja masih bisa terkena musibah apalagi jika tidak hati-hati. Inilah pentingnya berdoa supaya kita dilindungi dan diberi keselamatan. Meskipun poin terakhir justru inilah poin utama. Doa adalah sumber keselamatan manusia.

Sekian sharing saya. Rasanya menulis artikel ini menjadi semakin kangen perjalanan darat bersama keluarga. Sejak pandemi, baru sekali kami pulang kampung karena ibu saya sakit. 

Saya jadi teringat kerepotan menyiapkan segala keperluan anak-anak dan melihat betapa antusiasnya mereka "melihat dunia" meskipun masih di Indonesia.

Salam hangat selalu. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun