Pernikahan bahagia bukan berarti tak ada pertengkaran, tetapi ketika kita dimampukan untuk meminta maaf dan memaafkan pasangan (MomAbel)
Suatu hari dalam pernikahan saya yang baru berjalan dalam hitungan bulan, saya bertemu dengan seorang pastor di suatu negara. Seperti biasa, sebagai pasangan baru saya dan suami meminta berkat dan doa dari pastor.
Setelah mendoakan dan memberkati kami, pastor itu menjabat tangan saya dan mengatakan nasehat yang "aneh".Â
Aneh bagi saya karena waktu itu kami adalah pasangan baru. Pastinya belum banyak konflik.
Pastor itu mengatakan, "Forgive, forgive, and forgive... " Kurang lebih begitu. Saya jawab, "Yes, i will.. okey... thank you..." padahal dalam hati ini maksudnya apa?
Rasanya tak ada yang perlu dimaafkan. Buktinya kami baik-baik dan tidak bertengkar. Kok pesannya malah harus selalu memaafkan suami? Apa yang harus dimaafkan dalam pernikahan? Hmmm...
Tapi itulah keajaiban hidup. Pesan "aneh" ini justru tersimpan dan terus teringat sampai sekarang. Bahkan belasan tahun sudah berlalu.
Pada akhirnya, setelah bertahun-tahun terlewati saya paham dan mengerti maksud pastor tentang memaafkan.Â
Bukan setahun-dua tahun, tapi mungkin lebih dari lima tahun atau hampir di tahun kesepuluh pernikahan, saya baru paham nasihat penuh hikmat itu.
Merawat Pernikahan