Mohon tunggu...
Malika Ziya Zulima
Malika Ziya Zulima Mohon Tunggu... Pelajar

MTsN A'45

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengubah Peta Konsep Hidup Menjadi Sebuah Puisi

9 Agustus 2025   16:17 Diperbarui: 9 Agustus 2025   16:17 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Langkah Kecilku di Jalan yang Panjang
oleh:Malika Ziya Zulima

Aku lahir saat Ramadan,
di kota kecil bernama Padang Panjang.
Tangis pertamaku menyapa dunia,
membuka jalan menuju mimpi.

Ayah dahulu bekerja di bank syariah,
kini bekerja dengan tangannya sendiri.
Ibu adalah seorang guru,
yang kini berbicara untuk keadilan.
Dari mereka aku belajar,
bahwa ilmu harus diperjuangkan,
dan keberanian adalah teman setia.

Aku tumbuh bersama Al-Qur'an,
menghafal ayat demi ayat
bukan untuk pujian,
tetapi untuk cinta
dan mahkota di kepala Ayah dan Ibu kelak.

Adikku yang
sering membuat rumah ramai.
Terkadang menyebalkan,
tapi ia bagian dari bahagiaku.

Aku suka belajar,
meski kadang gugup berbicara.
Namun aku percaya,
mimpi harus diperjuangkan.

Cita-citaku menjadi dosen,
yang tak hanya menjelaskan,
tetapi juga menginspirasi.

Sekarang aku duduk di kelas 9,
menatap dua pilihan sekolah
Aku belum memilih,
tapi aku percaya,
doa orang tuaku akan membimbingku.

Aku ingin kuliah hingga S2,
dan terus menghafal sampai 30 juz menjadi cahaya hidup.
Aku ingin menghajikan Ayah dan Ibu,
sebagai tanda cinta
dan rasa terima kasih.

Kelak aku ingin menjadi istri dari imam yang baik,
dan ibu yang membesarkan anak-anak
dengan kasih dan kebebasan untuk bermimpi.

Langkahku kecil,
jalanku masih panjang.
Tapi aku yakin,
selama ada cahaya dari Tuhan,
aku tidak akan tersesat.

 

Puisi dan Unsur Pembangunnya

A. Pengertian Puisi                                                

    Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran, perasaan, atau pengalaman    penyair dengan bahasa yang indah, padat, dan penuh makna. Puisi berbeda dari prosa karena lebih memperhatikan aspek estetika, seperti rima, irama, dan pilihan kata.

 B.  Ciri-Ciri Puisi

    Bahasa yang padat dan bermakna.

    Menggunakan majas atau gaya bahasa.

    Memiliki rima dan irama.

    Mengandung perasaan dan emosi.

    Penulisan berbait dan bersajak.

 C.  Jenis-Jenis Puisi

       1.Puisi Lama

        Contoh: pantun, syair, gurindam, mantra

        Ciri: terikat aturan (jumlah baris, suku kata, rima)

       2.Puisi Baru

        Contoh: balada, himne, elegi, ode

        Ciri: lebih bebas dalam bentuk dan isi

       3.Puisi Kontemporer

       Ciri: Lebih bebas dan eksperimental, bisa visual atau disuarakan.

 D. Unsur Pembangun Puisi

       1. Unsur Intrinsik

           -Tema (Makna atau Gagasan Utama): Ide pokok atau inti dari puisi.

           -Rasa (Perasaan Penyair): Sikap penyair terhadap tema (bisa sedih, gembira, marah).

           -Nada (Suara Penyair terhadap Pembaca): Nada bisa menyindir, mengajak, menyentuh.

           -Amanat (Pesan Moral): Pesan yang ingin disampaikan penyair.

           -Diksi (Pilihan Kata): Pemilihan kata yang tepat dan indah.

          -Gaya Bahasa (Majas): Perbandingan, personifikasi, metafora, hiperbola, dll.

          -Rima/Irama: Persamaan bunyi di akhir baris (a-a-a-a, a-b-a-b, dll).

          -Tipografi: Tata letak baris dan bait puisi di halaman.

      2. Unsur Ekstrinsik

          -Latar Belakang Penyair: Pengalaman hidup, pendidikan, kondisi emosional.

          -Kondisi Sosial dan Budaya: Keadaan masyarakat atau zaman saat puisi dibuat.

         -Nilai-Nilai Kehidupan: Nilai moral, sosial, religius, dan estetika.

 E. Contoh Puisi Singkat dan Analisis

     1)Puisi

   Senja di Pelabuhan Kecil

  Karya: Chairil Anwar

  Ini kali tidak ada yang mencari cinta

 Di antara gudang, rumah tua, pada cerita

 Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,

 Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

    2)Analisis

   -Tema: Kesepian dan harapan yang redup.

   -Rasa: Melankolis, sendu.

   -Nada: Tenang namun getir.

   -Amanat: Harapan bisa layu jika tak disertai k

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun