Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tidak Salah Mengenalkan (Lagi) Mainan Tradisional (Wayang)

27 Oktober 2020   19:53 Diperbarui: 30 Oktober 2020   04:05 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenalkan permainan wayang-wayangan pada anak-anak (dokumen pribadi)

Dengan mengenal jenis tanaman, warna daun, tua atau muda, bagaimana membuatnya dan bagaimana memainkannya adalah kekayaan pengetahuan yang akan memperkaya pemahaman siswa pada banyak hal.

Apalagi pembelajaran yang tepat tidak harus (bahkan tidak boleh) selalu di dalam kelas dengan perangkat teori yang membosankan. Atau dengan perangkat teknologi digital yang bisa merusak mata dan otak manusia yang pancaran radiasinya cukup besar.

Memang sih, jika dilihat dari bahannya, semua orang akan mengatakan kuno, ndusun atau ndeso dan ketinggalan zaman. Padahal kehebatan anak-anak di masa depan tidak melulu diajarkan dengan teknologi yang modern. 

Bahkan agar mereka mengenal kebudayaan, alam sekitar dan mengolah fisik dengan gerakan sederhana adalah dimensi sistem pembelajaran yang di kenal di semua negara. 

Jangan keliru, Jepang sendiri tetap memanfaatkan alam sekitar demi mendidik generasi muda mereka. Bahkan baru-baru ini ada video yang menampilkan hasil karya anak-anak sekolah berupa mesin genset bertenaga air. 

Anak-anak diajarkan mengenali arus air dan bagaimana air itu menggerakkan lempeng yang dibuat seperti ulir hingga bergerak dan menghasilkan energi gerak  pada dinamo yang akan menghasilkan energi listrk.

Dengan teknologi tersebut nyatanya bisa menjadi sumber penghasil energi listrik yang dimanfaatkan sebagai lampu jalan yang kebetulan berada di sepanjang aliran air.

Alam selalu saja menyajikan seperangkat sumber daya yang bisa dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.

Mainan tradisional wayang-wayangan dan kecintaan seni tradisional warisan dunia

Siapa generasi muda yang masih mengenal wayang, atau paling tidak mengenal salah satu tokoh dalam pewayangan? Seperti Semar yang selalu menjadi tokoh yang dituakan karena memberikan pesan-pesan kebaikan. 

Saya kira tidak lebih dari 1 persen generasi muda mengenalnya. Meskipun boleh jadi di wilayah Jawa pengenalan wayang terus menerus dilakukan karena di sanalah seni tradisional ini dilahirkan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun