Siapa biang jakarta adem-ayem dan bahagia
Menerima sang tokoh bak durian runtuh mulanya
Beringsut menanti hidup tak pasti dalam kegalauan
Datang terlihat muka pergi tak terlihat punggung sang tuan
*
Pemimpin yang dielu-elu tahta mengadu
Rakyat menangis sendu bak ditinggal sang prabu
Ialah pemimpinnya yang ditunggu tapi tak tau malu
Datang minta diundang melihat rakyat mengharu biru
*
Siapa bilang jakarta penuh kenikmatan surgawi
Tak hanya petang dini hari pun api berkobar
Membakar semua harta benda sanak saudara kami
Tak tersisa tinggal lembaran-lemaran kain hangus terbakar
*
Jokowi nyapres jakarta makin tegang
Apa gerangan yang terjadi di dalam sana
Akankan genderang perang mulai ditabuh hingga terngiang
Menghujam lubuk hati pemimpin yang tengah tertawa
*
Dalam kalutnya jakarta yang katanya periang
Mungkin kini tengah ternyenyak tidur dalam tenang
Tak takut tatkala banjir kan datang
Namun tunggu saat musim hujan datang
*
Saat hujan pun tiba bak ada halilintar menerjang
rumah-rumah pun tenggelam tak bersisa
jalan-jalan kembali terjal penuh lubang
terusik derasnya air yang masih menggenang
*
Pasar senen pun tampak merana
Tatkala sang pangeran meninggalkan nista
Tinggalkan jakarta lupakan rakyat menghiba
Harap-harap cemas apalagi kan tersisa
***27/04/2014
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI