Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru SLB Negeri Metro

Suka membaca, traveling, nonton film, menulis, ngobrol ngalur ngidul, suka makan masakan istri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pasar Senen Berduka, Jakarta Merana

28 April 2014   04:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapa biang jakarta adem-ayem dan bahagia

Menerima sang tokoh bak durian runtuh mulanya

Beringsut menanti hidup tak pasti dalam kegalauan

Datang terlihat muka pergi tak terlihat punggung sang tuan

*

Pemimpin yang dielu-elu tahta mengadu

Rakyat menangis sendu bak ditinggal sang prabu

Ialah pemimpinnya yang ditunggu tapi tak tau malu

Datang minta diundang melihat rakyat mengharu biru

*

Siapa bilang jakarta penuh kenikmatan surgawi

Tak hanya petang dini hari pun api berkobar

Membakar semua harta benda sanak saudara kami

Tak tersisa tinggal lembaran-lemaran kain hangus terbakar

*

Jokowi nyapres jakarta makin tegang

Apa gerangan yang terjadi di dalam sana

Akankan genderang perang mulai ditabuh hingga terngiang

Menghujam lubuk hati pemimpin yang tengah tertawa

*

Dalam kalutnya jakarta yang katanya periang

Mungkin kini tengah ternyenyak tidur dalam tenang

Tak takut tatkala banjir kan datang

Namun tunggu saat musim hujan datang

*

Saat hujan pun tiba bak ada halilintar menerjang

rumah-rumah pun tenggelam tak bersisa

jalan-jalan kembali terjal penuh lubang

terusik derasnya air yang masih menggenang

*

Pasar senen pun tampak merana

Tatkala sang pangeran meninggalkan nista

Tinggalkan jakarta lupakan rakyat menghiba

Harap-harap cemas apalagi kan tersisa

***27/04/2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun